"Kok, Om gak mau sentuh aku? Kita kan udah nikah." Aku menoel punggung lelaki yang terbaring di sampingku.
"Kecil-kecil mesum."
"Tua-tua gak normal."
"Geli aja kalau ingat waktu kamu masih ingusan dulu."
"Itu, kan, waktu aku masih umur 10 tahun."
"Pokoknya masih kebayang sampai sekarang."
Om Bas bergidik merinding lalu bebaring memunggungiku. Pilih peluk guling daripada aku--gadis yang sudah dinikahinya sebulan lalu. Istri yang masih berstatus perawan ting-ting, bukan permen bukan biskuit. Aku bisa maklum kalau Om Bas memiliki kelemahan tertentu. Masalahnya, alasan dia gak banget.
Masa iya gara-gara teringat caraku ngelap ingus dulu. Pakai punggung tangan hingga terseret ke pipi. Kadang ada gelembung keluar dari salah satu lubang hidung. Bukankah itu lucu dan menggemaskan?
"Terus kalau gak mau pegang, kenapa Om mau nikah sama aku?" Aku tahu lelaki jangkung itu hanya pura-pura merem.
"Ini semua gara-gara kutukan gak masuk akalmu itu."
==
🥰🥰🥰
klw mau lanjut Kepoiin trus ya gaessss wkwkwk. 😆