[END]
"Dari sekian banyaknya perpisahan, kenapa tidak satu pun dari itu mengajarkanku arti kata 'siap' menghadapinya?"
Hanya pertanyaan itu yang kerap melintas di kepala Jendra. Berkali-kali dihantam oleh badai yang tak kunjung mereda, tidak membuat dirinya tahu apa itu kata siap. Bukan sekali ia dihadapkan dengan perpisahan, hal itu tidak menjadikannya kebal, namun semakin takut menghadapi perpisahan. Seringkali ia kehilangan arah, tapi selalu ada orang yang memberinya harapan baru.
Setidaknya untuk sementara waktu.
"Seandainya gue pergi gimana, ya, Jae?"
"Gak gimana-gimana. Berkurang satu populasi manusia dalam hidup gue."
"Berarti kalau gue pergi, hidup lo nggak akan berubah, kan? Gue pergi aja, ya?"
"Lama-lama omongan lo makin ngelantur! Mau gue ikat di tiang bendera atau gue bacain surat Yasin?"
Menanggung ekspektasi tanpa sokongan dan sandaran, itulah hal yang sudah mendarah dalam dirinya. Hari-harinya penuh harap yang tak pernah usai, menunggu jawaban yang tak kunjung diberi oleh waktu.
"Karena, hidup itu bukan hanya tentang penyesalan, tapi juga tentang memaafkan, menerima dan mengikhlaskan apa yang sudah terjadi, Bang."
Jean: Selamat Tidur Jean (S1, end) & Pulanglah Jean (S2, on going)
28 parts Complete
28 parts
Complete
🌱 Park Jisung and NCT Dream
Season 1 tamat
Season 2 on going
•
•
SEASON 1
Rasa iri pada adik bungsunya membuat 'mereka' rela memperlakukan Jean bagaikan hewan. Setiap hinaan, bentakan, dan pukulan sudah menjadi makanan sehari-hari untuk Jean.
Dilahirkan ke dunia saja adalah satu kesalahan. Dan Jean tidak tau bagaimana untuk memperbaiki kesalahan itu.
Jean lelah, apalagi ketika ada suatu penyakit yang siap membunuhnya kapan saja. Jean ingin menyerah dan membiarkan penyakit ini merenggut nyawanya. Tapi tidak... sebelum Jean mendapatkan haknya sebagai seorang adik.
•
•
SEASON 2
5 tahun setelah kematian Jean, membuat kehidupan Joe dan Na terpuruk. Mereka didiagnosis memiliki penyakit mental oleh Psikolog.
Namun, secara tiba-tiba seseorang yang rupanya sangat mirip dengan Jean muncul. Harapan baru seolah hinggap di hati Joe dan Na. Apalagi keduanya merasa bersalah atas apa yang menimpa Jean.
Tapi, orang yang mirip Jean ini tidak mau berurusan dengan Joe dan Na, ia menganggap itu adalah hukuman untuk keduanya karena perbuatan dosa yang telah mereka lakukan pada si Adik tiri yang telah lama meninggal.
Lalu, apakah orang yang mirip Jean ini bisa mengobati penyakit mental Joe dan Na?
Atau justru ia ingin Joe dan Na mati dalam rasa bersalah yang mendalam?