"Saya menikahi kamu bukan karena cinta. Tapi, karena Aila membutuhkan seorang ibu, dan ia ingin kamu yang menjadi ibunya!"
Ashilla Nadiatul Shafa, harus menelan pil pahit di malam pernikahannya. Malam pernikahan yang seharusnya menjadi malam yang penuh gelora, cinta, kasih, dan penyatuan dua insan yang sudah terikat akad menjadi malam yang penuh derita bagi Ashilla.
Pria yang ia pikir akan menjadi orang yang tepat, menjadi suami yang akan membimbingnya sama-sama menuju syurga, ternyata justru menjadi orang yang menancapkan belati ke jantungnya.
"Seharusnya saya nurut apa kata Mas Zidan, untuk tetap mengajar di pondok. Dengan begitu saya ndak akan bertemu njenengan, dan menikah dengan orang jahat seperti njenengan!"
Ashilla yang lahir dari keluarga sempurna, mendapat banyak cinta dari keluarganya, rupanya adalah wanita yang rapuh. Ada luka yang di simpan sendirian olehnya, ia bahkan tidak tahan dengan rasa sakit dari luka itu, dan sekarang Gus Ikmal malah menambahnya.
Akankah Ashilla tetap bertahan dengan semua luka di hatinya?
⚠️Warning! Baper detected⚠️
Romance-religi
Dukung saya dengan cara follow dan rekomendasiin cerita ini ke teman-teman wattpad kamu.
Terima kasih. 💙
Prolog :
Siapa pun pasti pernah mengalami kecewa. Entah itu perpisahan atau pertemuan yang disesali. Namun, manusia memang hidup dengan segala cobaan yang harus dijalani.
Seperti halnya yang dialami Muhammad Al Fatih. Seorang pilot muda dengan pangkat senior first officer ini tengah mengejar perempuan bercadar hanya karena sorot matanya. Salwa Miftahul Jannah, itulah nama dari perempuan yang berhasil menarik perhatian Fatih dalam satu kali pertemuan tak sengaja di depan toilet pesawat. Ia selalu menghindari Fatih bahkan tidak merespon segala usaha Fatih yang mendekatinya. Lalu takdir kembali mempertemukan mereka di Tugu Kilometer Nol, Aceh.
"Kamu yang waktu itu di pesawat, 'kan?" tanya Fatih dengan lantang.
"Iya," jawab Salwa pendek. Kepalanya menunduk dan melirik pada kedua orang tuanya yang memperhatikan mereka berdua sejak beberapa detik lalu.
"Itu orang tua kamu?" tanya Fatih lagi setelah mengikuti arah ekor mata Salwa.
"Kenapa?" Tiba-tiba desiran halus menyeruak di dalam rongga dada Salwa.
"Boleh saya menemui mereka?"
"Untuk?"
"Meminta izin bertaaruf dengan kamu."
Penasaran dengan kelanjutan kisah mereka? Yuk baca cerita Kilometer Cinta dan jangan lupa masukkan dalam reading list kamu.
Happy reading, pembaca baru Fat_Wa.