Story cover for 𝐁𝐈𝐍𝐓𝐀𝐍𝐆 (JAEMJEN) END✓ by jaemnomark_0nly
𝐁𝐈𝐍𝐓𝐀𝐍𝐆 (JAEMJEN) END✓
  • WpView
    Reads 403
  • WpVote
    Votes 14
  • WpPart
    Parts 1
  • WpView
    Reads 403
  • WpVote
    Votes 14
  • WpPart
    Parts 1
Ongoing, First published Nov 03, 2023
kisah seorang remaja bernama lee jeno yang di benci semua orang bahkan keluarga besarnya sekali pun, kehilangan orang yang dia sayang sudah menjadi hal biasa namun menyakitkan baginya

"jika saja kau tidak lahir jung pasti istri saya masih ada sampai sekarang."

"aku membenci mu, aku juga tak sudi mempunyai adik pembawa sial seperti mu, karna kelahiran mu bunda ku mati!"

"hah lebih baik kau mati saja daripada terus mengganggu keluarga saya"

kata kata yang terus di lontarkan oleh keluarganya yaitu ayah dan juga hyung nya yang bernama mark, jeno tidak pernah marah dengan apa yang di katakan ayah dan juga hyung nya, malah ia membenarkan kata kata itu

"ayah.. hyung.. maaf jika jeno mengganggu kehidupan kalian dan hanya membawa sial untuk kalian, tapi kali ini jeno tidak akan pernah hadir di kehidupan kalian..."

"jeno sayang ayah dan hyung.. maafkan jeno ya yah hyung..."

kata kata terakhir yang keluar dari bibir manis tersebut sebelum sang pemilik bibir perlahan memejamkan matanya dan tertidur selamanya.
All Rights Reserved
Sign up to add 𝐁𝐈𝐍𝐓𝐀𝐍𝐆 (JAEMJEN) END✓ to your library and receive updates
or
#10tifanny
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
KARAFERNELIA  cover
J&J || NCT Dream [End] cover
[JaexDoxTae Fanfic] - Day Dream (FIN ✅) cover
♡Please Love Me♡ || JaeYong ✓ cover
Jian Semestaku [END✓] cover
mommy《jaeyong》END cover
Shorts: Lee Cute Jeno [Selesai] cover
GrapicH [✔] JOHNTEN FML cover
My Brother[Sequel Mianhae My Brother] cover
Je t'aime |Noren |Nomin| cover

KARAFERNELIA

46 parts Ongoing

Cerita ini menggambarkan perjalanan emosional Bryan dan Alesha serta dampaknya pada anak-anak mereka, menggambarkan kebahagiaan di tengah kesedihan dan harapan untuk masa depan. .... Raka berdiri di tengah kamar, wajahnya merah dan napasnya memburu. "Lu mending keluar dari kamar gue sekarang juga! Lu cuma ganggu gue, tau nggak? Bicara yang penting-penting aja, jangan cuman bikin ribut!" ujarnya dengan emosi memuncak. Bian, yang sudah lelah dengan suasana tegang, menjawab dengan nada kesal, "Biasa aja napa sih? Iya, iya, gue keluar. Gue nggak akan ganggu lo lagi." Dengan geram, Bian membuka pintu dengan keras dan menutupnya sampai bergetar. Kamar itu kini hening. Raka berdiri diam, meresapi kesunyian yang menggigit. Di sudut kamar, dia membiarkan air mata menetes perlahan, wajahnya tersembunyi di balik tangan. Dalam isak tangisnya, dia berbisik, "Gue nggak benci, gue cuma kangen. Gue pengen banget ngerasain pelukan dari sosok ayah, tapi dia udah punya keluarga sendiri, jadi gue nggak bisa ganggu dia." Raka merasa frustasi dan terpuruk, merasakan setiap detik beratnya kepergian dan kekosongan yang ditinggalkan. Seperti jejak langkah yang meninggalkan bekas, kenangan itu terus menghantui dan menyisakan luka dalam hati.