Ia yang hidup mandiri sejak usia enam belas tahun, harus kuat menahan segala caci-maki manusia berotak pajangan. Merindukan hadirnya sebuah keluarga.
Hingga kepala dua, hanya membaca novel yang rutin dilakukan demi mengusir kehampaan.
Semesta mungkin ingin menghadirkan kejutan bagi salah satu raga malang ini. Jiwanya yang seharusnya berada di alam baka, justru bersarang pada tokoh di novel ....
'TUZ'
Ah, halo semua^^
Sebelumnya, ini karya murni hasil pemikiranku. Dan terimakasih kepada beberapa author yang sudah memberikan insipirasi untuk membuat cerita ini.
Aku cukup sadar diri, belum banyak peminat pasti dari cerita ini. Tapi tolong jangan memplagiat kata-kata yang aku rangkai menjadi satu-persatu bab ini.
Mohon maaf jika merasa ada yang mirip, entah nama, sifat, karakter dan lainnya. Sekali lagi ditekankan, ini murni hasil dari otak yang tak sampai 500gb.
Terimakasih kepada kalian yang sudah mau pengertian ^u^
Monggo dibaca bagi yang gabut, hehe:)
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?"
Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi.
Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berjuang sendiri melahirkan anaknya tanpa suami. Menjadi ibu tunggal bukanlah hal mudah, apalagi lambat laun sang anak selalu bertanya tentang keberadaan ayahnya.
"Mommy, Al selalu doa sebelum bobo. Diulang tahun Al yang ke 5 nanti, papa pulang terus bawain Al boneka dino."
Ibu muda itu hanya menangis, seraya memeluk anaknya. Lalu bagaimana jika ternyata sang ayah juga sebenarnya menginginkan Al.