"Apapun keadaannya nanti, kamu harus tetap sembuh," aku menunduk lesu mendengar penuturannya. "Kenapa? Ada yang salah dengan ucapan, Mas?" Ia bertanya sembari mengusap puncak kepalaku. Aku menelan ludah dengan susah payah, kemudian memberanikan diri untuk menatap manik matanya, "obatnya nggak rutin aku minum, Mas. Pahit, bikin selera makan jadi hilang," keluhku. Dia tersenyum miris, kemudian mengalihkan perhatiannya pada seekor capung yang tak sengaja mendengar percakapan kami. "Mas bantu minum obatnya, biar cepet habis. Nanti kalau ditanya dokter kenapa obatnya nggak habis, kamu mau jawab apa?" Aku terkejut. "Nggak! Nggak boleh, Mas nggak sakit, yang sakit itu aku!" Sentakku tak terima mendengar saran darinya. "Mas lebih sakit, liat kamu sakit," helaan nafasnya terdengar lelah di telingaku.
33 parts