SOEMANDEKA

Dalam hidupnya, SOEMANDEKA telah banyak mengalami penderitaan akibat penggusuran. Orang tuanya sendiri adalah korban dari penggusuran secara paksa. Ayahnya di bunuh saat hendak berangkat bekerja dengan sepeda kumbangnya oleh preman bayaran korporasi, karena berulang kali menghasut warga untuk memberi perlawanan. Kehidupan SOEMANDEKA tidak begitu beruntung. Dia adalah anak yang tumbuh tanpa mimpi.

Di umurnya yang ke delapan belas tahun, SOEMANDEKA menyadari bahwa kemalangan yang di deritanya selama ini akibat keberpihakan pemerintah pada korporasi. Di mana korporasi di beri HAK untuk menempati lahan secara paksa dan di beri bantuan untuk menyingkirkan penduduk setempat.

Korporasi melalui pemerintah juga mendapat sokongan kekuatan penuh dari aparat dan media untuk menekan massa aksi.

Melihat hal itu, SOEMANDEKA memutuskan pergi dari Sulawesi dan membangun kekuatan secara diam-diam di berbagai daerah hingga bertemu dengan gadis cantik berdarah Yaman di Tanah Sunda.

e-book ini akan memperlihatkan kepada kita bagai mana seorang anak yang tumbuh tanpa mimpi berhasil membolak-balikan sistem pemerintah dengan ambisinya.

Cerita ini masih dalam pengerjaan sebelum di cetak sebagai naskah Novel. Masih banyak hal yang perlu di revisi dari penulisan dan dialog. Jadi suatu waktu dapat berubah.