Detik Ketika Daun Jatuh
  • Reads 16,320
  • Votes 1,567
  • Parts 23
  • Reads 16,320
  • Votes 1,567
  • Parts 23
Ongoing, First published Nov 11, 2023
Setiap anak tak pernah meminta untuk dilahirkan. Mereka hadir karena keputusan orang tuanya. Seperti kata Papa dalam buku diary yang ditulisnya, "Kamu bukan kesalahan. Kamu adalah anugerah dan hadiah terindah yang Tuhan berikan. Kamu-Kara Laksana Banyu Alam-anak Papa. Jagoan kecil pemilik hati Papa seutuhnya."

Meskipun garis takdir membawa Kara berpisah dengan papa, bahkan sebelum ia sempat mengenali sosoknya, Kara percaya bahwa papa begitu mencintainya. Tanpa syarat, tanpa tapi. Kara tetap menjadi anak yang bahagia, ia bangga menjadi anak papa.

Hingga kisahnya harus dimulai ketika ia dikirim ke Bandung, hidup seorang diri di usianya yang masih sangat muda. Berperang dengan segala hal yang membuatnya mengerti apa arti hadir sesungguhnya. Kara yang awalnya tak tahu apa itu rasa "sakit", berakhir menjadi pecandu luka yang membuatnya terperangkap dalam kata "baik-baik saja".
All Rights Reserved
Sign up to add Detik Ketika Daun Jatuh to your library and receive updates
or
#50jungwon
Content Guidelines
You may also like
Is It Home ?  by unchangedword
80 parts Complete
"Kenapa yah? Karena abang anak pertama ya?", -- "Emang pernah kalian nganggep aku ada?" ___________________________________________ "Dia bukan papa lo, lo harusnya tau diri",-- "Emang ga seharusnya gue disini, kehadiran gue cuma ngrusak kebahagiaan dia. Gue pamit",-- ___________________________________________ "Lo bisa ga sih gausah aneh-aneh, lo yang bertingkah, tapi gue yang selalu kena imbasnya. Lo sih enak jadi bungsu, mama papa juga gabakal marah ke lo" "Siapa bilang ? Gue juga pengin pergi bebas kaya lo bang, gue cape terus-terusan belajar, gue juga pengin bebas kaya lo" "Gue bukan dibebasin, tapi gue di usir. Itu juga gara-gara lo, bungsu", ___________________________________________ Ia tahu dan sadar dengan posisinya. Ia lahir sebagai seorang sulung yang dipaksa untuk terus melebarkan bahunya, yang harus selalu kuat mentalnya, yang punggungnya harus selalu siap untuk dijadikan sandaran bagi saudara-saudaranya, juga harus selalu siap memikul harapan orang tuanya. Tapi ia juga manusia, ada masanya ia lelah dan perlu sandaran seperti yang biasa ia lakukan. Ada kalanya ia merasa ingin menyerah dan lari dari semua masalah yang mendera. Bungsu, orang selalu bilang menjadi seorang bungsu adalah suatu keberuntungan, dimana bungsu biasanya selalu diutamakan dan identik dengan julukan "anak kesayangan" Tinggalkan soal bungsu dan sulung, bagaimana dengan anak tengah? Apakah nasibnya sama buruknya dengan si sulung atau bahkan lebih baik dari pada si bungsu? Masih tentang semesta dan kejutannya, entah skenario apa yang semesta buat kali ini, yang pasti adalah satu hal. Tak semua yang kamu lihat sesuai dengan apa yang terjadi sebenarnya. Menjadi bungsu tak selamanya indah, begitupun dengan menjadi sulung.
You may also like
Slide 1 of 10
Luka 🔞 (HeeKi ft.Sunghoon & Jay) cover
The Story Of Tirta [✔️] cover
SKY cover
Hiraeth [TERBIT] cover
PROBLEM || KIM SUNOO cover
Keluarga Hampir Cemara cover
Rumah Tanpa Pintu [ON GOING] cover
Menggapai Asa  cover
Angkasa dan Cerita cover
Is It Home ?  cover

Luka 🔞 (HeeKi ft.Sunghoon & Jay)

5 parts Ongoing

Setelah kepergian kedua orang tua mereka dalam kecelakaan tragis, rumah kecil di pinggiran kota menjadi satu-satunya tempat yang tersisa bagi Heeseung dan Ni-ki-dua saudara angkat yang dulu tampak sempurna di mata dunia. Namun, di balik dinding rumah yang mulai rapuh, tersimpan kepedihan yang jauh lebih dalam daripada sekadar duka kehilangan. Heeseung, anak sulung yang dulu penuh senyum, berubah dingin dan penuh amarah. Baginya, Ni-ki adalah awal dari kehancuran segalanya-anak angkat yang tidak pernah ia minta, namun sekarang harus ia lihat setiap hari. Ia menyalahkan Ni-ki atas kematian orang tua mereka, atas kesepian yang menggigit, atas hidup yang kini tak lagi punya arah. Ni-ki hanya ingin bertahan. Menjadi anak baik seperti yang selalu ia usahakan. Tapi luka yang datang setiap hari dari satu-satunya keluarga yang tersisa perlahan mengikis semangatnya. Bahkan ketika Heeseung membiarkan teman-temannya menyentuhnya tanpa izin, Ni-ki hanya bisa memohon dan berharap-meski tak pernah didengar. Hingga suatu malam dalam mabuk dan kabut dendam, Heeseung melanggar batas terakhir yang ada. Ni-ki hamil. Kini, dengan tubuh yang berubah dan jiwa yang hampir hancur, Ni-ki berdiri di ujung antara bertahan atau menyerah. Apakah ada secercah cahaya dalam rumah yang penuh bayangan? Atau apakah cinta hanya tinggal luka dalam diam?