Irham Zaid Al-Fattah, dan Fikron Muhamad Ali adalah saudara sepupu. Sejak kecil selalu bersama-sama, meski saat dewasa keduanya harus menempuh pekerjaan yang berbeda. Irham yang meneruskan bisnis kuliner Abinya, dan Fikron yang mengurus pabrik konveksi milik Babanya. Meski begitu, keduanya tetap sering meluangkan waktu untuk sekedar berkumpul di kediaman Rama, atau di tempat lainnya.
Sejak kecil, mereka juga tumbuh bersama dengan Ning Saffana Husna Gayatri, putri sulung dari sahabat Abi Zidan, yang kerap mereka panggil Ayah Malik, dan Bunda Khilma.
Siapa sangka, selama kebersamaan itu kedua Gus itu mencintai wanita yang sama, yaitu Ning Safa.
Antara Irham, dan Fikron, siapakah yang akan berhasil mendapatkan hati Ning Safa? Serta, siapakah di antara keduanya yang merupakan jodoh Ning Safa yang tertulis pada Lauhul Mahfudz?
Dan apakah kedua saudara itu akan saling bersaing mendapatkan seorang perempuan yang sama-sama mereka cintai?
Naira, adalah putri bungsu dari pengasuh pondok pesantren yang berada di Blitar. Tapi ia tidak nyaman dengan statusnya sebagai ning. Dengan berjalannya waktu Naira pun semakin dewasa dan hingga akhirnya ia akan dijodohkan dengan seorang gus dari pesantren kota tetangga, yang belum ia kenal sebelumnya. Auto Naira sempat menolakinya. Namun, apakah Naira akan bisa menerima semuanya?
Yuk baca lebih lanjut ceritanya... :-)