Seorang perempuan biasa bertemu dengan seorang bintang yang butuh bantuan. Setelah pertemuan singkat itu menyebabkan banyak sekali kendala keduanys bersama. Selain jarak tempuh kedua rumah mereka, juga kesibukan mereka yang tak ada habisnya, ada banyak teman dan sahabat atau oknum yang ingin memisahkan mereka berdua.
Wuri, salah satu teman online-nya menjelma menjadi teman realita, sayang ... karena suatu masalah pribadi, Celine memutuskan untuk memfilter followernya, terutama aku hingga tak ada kemampuannya bisa berbagi cerita di instagram. Lalu, apa yang akan dilakukan Wuri selanjutnya? bertahan, atau tetap menjadi teman, walau tanpa ada lagi pertemuan?
***
Aku diam saja, kala ada berita ngawur tak jelas seliweran di internet. Saat dikonfirmasi, ternyata itu semua hoax, fitnah agar menjatuhkan keluarga angkatnya. Kenapa?
Di lain tempat ;
"Sial! aku gagal membuat mantanku bertekuk lutut di bawah kakiku, Fen! Gimana ini?" ucapnya sebal sambil menatap tajam ke arah Celine yang sedang asik bersenda gurau dengan teman lamanya.
"Ku pikir kamu sudah move on, ternyata hahahaha ..." Fendy tertawa ngakak melihat Jordan gigit jari.
"Diamlah ... aku sedang mengusahakan cara agar si Wuri tak lagi bersamanya."
"Bukannya sudah?" Jordan mengangguk lalu melihat postingannya Wuri.
"Ternyata, si Wuri ini tak tahu menahu siapa Celine sebenarnya."
Tiba-tiba ada sebuah dm masuk. Aku mengeceknya, daan ...
"Sebaiknya, kamu tak usah lagi berharap menemuinya, Wur. Karena Celine bukanlah seorang artis yang sebaik kamu pikir. Daripada, kamu kecewa nantinya." Aku menscreenshootnya lalu menjadikan postingan instagram.
Ku beri caption "tanda orang sirik?"
Beberapa menit kemudian, akun itu malah berkomentar pedas.
"Kamu itu dikasih tahu yang sebenarnya, malah begitu. Ya sudah, terserahlah."
Ku coba cek akun tersebut, hilang ... tanpa jejak. Apakah itu akun fake? untuk apa?
Bersambung
Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput.
"Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah.
"Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin.
'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.