Story cover for Learn To Love The Gay (LAGI LANJUT CERITA YANG LAIN) by berberbinar
Learn To Love The Gay (LAGI LANJUT CERITA YANG LAIN)
  • WpView
    Reads 39
  • WpVote
    Votes 3
  • WpPart
    Parts 3
  • WpView
    Reads 39
  • WpVote
    Votes 3
  • WpPart
    Parts 3
Ongoing, First published Nov 13, 2023
Bagi Tasya, Chelvin adalah pria yang sempurna, dia tampan, baik, soft spoken, family man, kaya, dan royal, ditambah dengan fakta bahwa Tasya sudah menyukai Chelvin diam-diam selama hidupnya, Chelvin penerang di gelapnya, satu-satunya harapannya.

Dan cahaya itu akhirnya dia dekap. Chelvin datang, melamarnya, memboyongnya ke Korea untuk memulai hubungan rumah tangga. Walau tidak terlalu suka dengan drama korea, Tasya berharap bahwa rumah tangannya akan harmonis dan romantis seperti di drama yang bahagia.

Tapi nyatanya tidak.

Dia malah tertampar kenyataan bahwa Chelvin memilihnya bukan karena dia merasakan cinta seperti yang dia rasa.

Chelvin... Menyimpang

Dan Tasya adalah tameng yang akan digunakan untuk menutupinya.
All Rights Reserved
Sign up to add Learn To Love The Gay (LAGI LANJUT CERITA YANG LAIN) to your library and receive updates
or
#59wjsn
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
SE.LU.ANG [ON GOING] cover
kumpulan cerpen kookmin/Jikook (book 2) cover
30 Aksara Mahabbah cover
အချစ်၏ဟန်ပန်-𝑻𝒉𝒆 𝑺𝒕𝒚𝒍𝒆 𝑶𝒇 𝑳𝒐𝒗𝒆(Complete) cover
Semua Memukul cover
Rembulan Yang Sirna cover
My Wish cover
adek cimol cover
My SIN (GXG iam Lesbian)  cover
 TáRD |Poetry |Esayy |Sajak |Motivation cover

SE.LU.ANG [ON GOING]

49 parts Ongoing

Pertanyaan yang paling menyakitkan dari semua perpisahan ini bukanlah mengapa kau pergi. ​Melainkan; mengapa kau memasang cincin di jari kaca ini, padahal kau tahu aku akan retak? ​SE.LU.ANG adalah titik balik, tempat aku berhenti menjadi delusimu. ​Kau! Kau adalah bajingan yang merampas jati diriku dengan dalih setia dan satu-satunya. Dengan kata yang cukup telanjang hingga aku terbuai dengan rayuanmu. ​Lidah memang tak bertulang, namun sekali berucap, Ia bisa meruntuhkan segalanya. ​Puisi-puisi ini adalah arsip dari semua hal yang gagal terucap; tentang tiga detik hening yang kugenggam di lidah, tentang menyadari bahwa labirin hatimu tak punya gerbang keluar, dan aku, hanya tawanan di dalamnya. ​Kini, yang tersisa hanya aku dan puing-puing jati diriku. ​Puisi-puisi ini adalah undangan untuk merayakan pesta satu orang di kamar dingin; sebuah upaya keras untuk kembali ke aku, yang kini sadar bahwa cinta sejati tak datang dari matamu, melainkan dari tangan sendiri.