"Nyonya, apa yg sebenarnya terjadi? Kau tampak gelisah?,"
"Bagaimana aku tidak gelisah, sha kamu hampir saja ketauan...."
"Apa!? Kau? Kau tau? Kau tau siapa aku?"
"Yah, aku tau, aku tau kamu siapa, pangeran Shaar Bourgan parma adalbert lll,"
Sentak sha terkejut, matanya membesar tangannya gemetar dan melangkahkan kakinya kebelakang,
"Apa!!?, bagaimana kau bisa tau?,"
"Jangan khawatir, aku janji tidak akan mengatakan apapun kepada orang lain, kau bisa mempercayaiku,"
Sha jatuh tersungkur diatas pasir pantai, penyamarannya kini diketahui lagi,
"Sha, aku tidak tau apa yg sebenarnya kamu rencanakan, tapi aku hanya mencoba menyelamatkanmu,"
"Tidak, ini tidak boleh terjadi lagi," sha mulai putus asa
"Sha, sadarlah, kau bisa mempercayaiku," berlutut dihadapan sha yg tengah putus asa, dengan tangan yg memegang kedua lengan sha,
"Bagaimana bisa kau tau?,"
Kesalahan terbesar adalah bermain-main dengan jual beli, iseng Dipta dan ketiga temennya menjual diri ke sekelompok Tuan putri dari anak para Tuan-Tuan kolongmerat justru membawa mereka pada kesalahan terbesar. Nyawa mereka sebagai taruhan, persembahan darah, raga dan jiwa harus digadaikan untuk pemujaan.
Hanya ada dua pilihan, menjadi budak atau mati demi menyelamatkan diri.
Lalu apa yang akan Dipta dan ketiga temannya pilih?
Baca selengkapnya =>