Tidak ada seorang pun yang mau disuruh mengerti ketika dihadapkan oleh perkara kehilangan. Tidak seorang pun termasuk aku. "Kau tahu, Ni. Aku tidak masalah jika harus gugur untuk Negara tercinta kita ini. Tapi, setelah denganmu, jika bisa aku ingin hidup lebih lama," katamu pada waktu itu. Sagara, siapa sangka keinginanmu untuk hidup lebih lama denganku adalah garis paling mustahil bagi takdir. Andai aku tahu dari awal, aku ingin memberitahu padamu ungkapan cinta setiap harinya meski mungkin tak perlu. Sebab kau sendiri pun tahu bagaimana aku kepadamu. Sagara, apakah kau sungguh-sungguh dalam membiarkanku menua sendirian sedang disana kau tetap menjadi seorang pemuda yang selalu berusia dua puluh enam tahun? Di sini, Sagara. Kita pernah saling berjanji, menikah, memiliki keturunan, lalu menua bersama.