Peradaban itu tak akan pernah mati, ia akan terus berputar, tercipta, hidup, terkenang, terulang bahkan menghilang. *** Negeri ini seperti kembali tertimpa langit runtuh, karya-karya sastra kembali dilaporkan, film-film kembali dijegal, dan kritik kembali dibungkam. Rakyatnya kembali jatuh dalam lembah ketakutan akan sebuah ketidakadilan dan ketimpangan yang begitu nyata. "Karena berbeda itu merdeka, tidak semua orang berani melakukan tindakan diatas ketakutannya. Ini hanya tentang tiga hal; Kebebasan, Kesetaraan, Persaudaraan!" Kata-kata sadis penuh kritik itu akan selalu terlontar dari seorang gadis dengan bacaan marjin kirinya yang tidak pernah terlewatkan dan tingkat keras kepala di atas rata-rata. Gadis yang pasti ditemukan diantara ratusan mahasiswa yang berdemo dan puluhan orang yang tengah menonton teater rakyat. Ia begitu menjunjung tinggi jiwa idealisme yang membuatnya nyaris terjatuh dalam kejaran int**.