Berangkat dari cerita asli, dari Hanum, yg penulis dengar. Pagi itu terlihat biasa-biasa saja, akan tetapi enta kenapa, masalah terus-terusan datang di keluarga Hanum, Suatu hari Hanum berantam dengan abgnya, hanya perkara Hanum enggan untuk membersikan rumah.
Hari itu Hanum merasa begitu sakit hati, hingga ia memutuskan untuk meninggalkan rumah dan pergi enta kemana. Seketika, ditengah rimbunan pohon yg rindang, ia mendengar suara, seakan-akan memanggil namanya. Hanum.. Hanum.... akan tetapi suara tersebut tidak begitu jelas, ia mencoba menyelusurii suara tersebut, rasa capek membuat Hanum terhenti, dan merenungi nasibnya, suara yg samar-samar terulang kembali, memanggil-manggil namanya, waktu terus berjalan, hingga Hanum pun menyadari bahwa, ini sudah terlalu jauu dari rumah..
Banyaknya darah adalah bukti bahwa pertarungan pernah terjadi di sini. Tujuannya datang ke Indonesia adalah untuk memastikan hal itu. Nama orang ini adalah Asano Takatou, Seorang peneliti yang berasal dari Jepang.
Kira-kira sepuluh tahun yang lalu, saat Asano masih kelas satu SMA, ada sebuah kejadian berdarah di sebuah stadiun sepak bola di Indonesia yang mengharuskan stadiun tersebut ditutup paksa oleh pihak yang berwenang.
Kejadian itu sempat menjadi ramai diperbincangkan di dunia sepak bola, bahkan mendapat dukungan moral dari berbagai klub internasional. Namun, yang namanya berdarah tentunya tidak indah. Banyak orang yang melewati stadiun ini dan merasakan berbagai macam kejanggalan.
Asano yang saat ini berumur 25 tahun dan sudah menjadi peneliti ternama di Jepang, tertarik untuk meneliti hal ini dan keinginannya itu disetujui oleh pemerintah Jepang. Asano pun segera terbang ke Indonesia untuk memastikan apakah stadiun tersebut banyak mengalami hal aneh seperti yang dirumorkan?