⚠️ WARNING ⚠️ Kisah ini mungkin saja akan memicu perasaan tidak nyaman kepada pembaca, maka mohon jangan hiraukan tagar trigger warning / content warning pada bagian awal setiap chapter-nya. ---- 𝑰𝒏𝒊 tentang Panglima dan Asmara, lawan jenis yang tak pernah menemukan arti cinta sesungguhnya, sebab meyimpan banyaknya luka, juga memendam cerita penuh rahasia. 𝑱ordan Panglima Linggardjati, tak bisa jauh dari pemantik api dengan sepuntung rokok pada bilah bibir. Hembusan asap tak pernah mangkir, rasa masam tak dapat dihindari. Lantas, ia tak pernah bisa berpikir jernih bilamana satu linting rokok tak ia hisap dalam satu hari. Namun, satu yang menjadi bahagianya adalah kamera yang membidik setiap inci alam semesta yang indah. Setidaknya dengan kamera, ia lupa akan satu linting rokok barang sedetik. 𝑨smara Ghendis Kartadibrata, berbanding terbalik dengan Panglima yang selalu setia dengan pemantik api dalam saku celana. Asmara justru benci dengan pemantik api. Lengan kiri menjadi saksi, luka membekas merekam betapa kejamnya Ayah tiri kepada Asmara yang sering melukainya dengan pemantik api. Tak masalah jika berada disekitar, namun menjadi masalah bila Asmara harus menyentuh dan menggunakannya. 𝑰𝒏𝒊 tentang Panglima dan Asmara, lawan jenis yang mencari bahagia. Entah mereka bisa bersama atau tidak, benci dan cinta menjadi satu dalam hati mereka. Lantas, bisakah mereka bahagia? Ditulis oleh, Rasyika Karya perdana @potretpengisah Hak cipta terlindungi sejak tahun 2024 Find me on X @lapakberkisahAll Rights Reserved
1 part