Kanva Dan Basket : Cinta Dalam Dua Warna
15 parts Ongoing Menceritakan kisah tentang Jonathan Alexander Zachary, seorang pemain basket yang beragama Kristen, dan Naqiya Basira Rasmiyyah, seorang berbakat dalam bidang seni yang menganut agama Islam. Sejak kecil, mereka selalu belajra agamanya mereka masing -masing.
Mereka bertemu di sekolah, di mana kecintaan mereka terhadap basket dan seni menciptakan koneksi yang tak terduga. Namun, meskipun ada ketertarikan yang kuat di antara mereka, cinta mereka menghadapi hambatan besar: perbedaan agama yang jelas.
Dunia di sekitar mereka-keluoarga, teman, dan lingkungan sekolah-mungkin tidak selalu mendukung hubungan mereka. Tekanan sosial ini menjadi semakin berat karena mereka bukan hanya berbeda agama, tetapi juga memiliki hobi, kepribadian, dan impian yang sangat bertolak belakang.
Naqiya, dengan dunia kanvanya, adalah sosok yang tenang, kreatif, dan menyukai kehidupan sederhana. Baginya, kebahagiaan adalah meluangkan waktu menggambar di sudut yang sunyi. Sementara itu, Alex, dengan lapangan basketnya, adalah seorang pemimpin yang ambisius, penuh energi, dan terobsesi dengan kompetisi. Naqiya menghargai ketenangan, sementara Alex hidup untuk tantangan.
"Kamu boleh mencitainya, tetapi jangan ambil Tuhannya" (Koritus:6 14-15)
"Untukmu Agamamu dan Untukku Agamaku" (Al-Kafirun:6)
Namun, perbedaan impian mereka juga menjadi penghalang. Naqiya bercita-cita menjadi seniman yang emosional melalui karya-karyanya, sedangkan Alex berambisi menjadi pemain basket profesional yang membawa kebanggaan bagi keluarganya dan sekolahnya. Naqiya memandang seni sebagai medium kebebasan, sedangkan Alex melihat dunia sebagai arena untuk membuktikan dirinya.
Apakah mereka bisa bersatu meskipun ada perbedaan agama yang besar, atau haruskah mereka menyerah dan menerima dunia mereka?