"Na, gue perlu kabarin lo. Kalo Adam ke psikolog habis sekitar delapan ratus ribu, itu banyak tau! Dia aja sampai ga makan coba." Ucap alter ego yang berbicara. Wilna tampak acuh tak acuh. "Lo ada si Virginia, kenapa harus gue yang jadi tanggung jawab lo? Sejak kapan anak psikologi jadi people pleaser buat orang yang sama sekali ga mau tau perasaan orang lain?" "Na, maaf..." "Kenapa minta maaf ke gue? Tubuh utama lo ada disini. Lo tau kesehatan mental mahal, jangankan kesehatan mental deh. Lo ke dokter, mustahil lo ga bayar kalau tidak pakai BPJS" Sinis Wilna. "Na, gua gabisa berkata - kata lagi, na. Maaf.." Wilna mendekat ke arah cowok yang sudah tidak bisa lagi mampu menatapnya. "Kenapa? Lo ngebacot sama Indri soal gue. tapi giliran gue spill fakta, lo malah tantrum? Ga terima fakta lo kalau apa-apa sekarang serba mahal? Termasuk mental gue yang lo hancurin secara cuma - cuma? Kalah saing lo sama William? Oh ya btw, gua kasih lo peringatan terakhir. Karena lo udah berani nyenggol almarhum oma gue. Lo ganggu William, jangan harap gua bisa baikin lo. Gua masih bisa baik karna si Virgin. kalau sampai Will lo ganggu lagi, dan orangtua gue lo bawa2. Jangan harap lo bisa selamat dari gua" ancam Wilna.
4 parts