Story cover for Once Upon A poem by azrinley
Once Upon A poem
  • WpView
    Reads 2,893
  • WpVote
    Votes 393
  • WpPart
    Parts 25
  • WpView
    Reads 2,893
  • WpVote
    Votes 393
  • WpPart
    Parts 25
Ongoing, First published Nov 23, 2023
Ketika puisi menjadi wadah untuk segala emosi, karena hati menguras habis segala bentuk perasaan.

Dalam sanubari, ada hasrat untuk menjadikan seseorang sebagai tanda titik di halaman terakhir kisah hidup. Menorehkan rasa dalam setiap bait-bait puisi yang kepadanya hati selalu berdecak kagum. Mengabadikannya dalam tinta, menghidupkannya dalam syair penuh cita. Karena ingatan bisa pudar termakan waktu. Karena kenangan bisa raib suatu waktu. Maka biarkan tulisan, menyimpan segala tentangnya sedikit lebih lama.

Started: 23 November 2023

©A.Z. Rinley, 2023
All Rights Reserved
Sign up to add Once Upon A poem to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
Renjana [COMPLETED] by skyaksa
36 parts Complete
Pada malam paling temaram yang pernah seorang anak jumpai adalah kehilangan sepenggal bait kehangatan yang sepatutnya terus membersamai. Seorang anak yang sudah cukup dewasa sebagai pengganti bapak, seorang anak lain yang baru saja memasuki runyamnya semester tanggung di bangku perguruan tinggi, seorang lainnya lagi baru saja bersuka cita telah memasuki mimpi para anak muda seusia adiknya untuk melepas seragam sekolah, seorangnya lagi baru saja merasa bahwa masa SMA adalah kebebasannya, seorang lainnya lagi masih berkutat dengan permainan remaja tanggung di bangku menengah pertama, satu yang lain masih bersenang-senang pada masa anak-anak yang hendak remaja, dan satu lainnya yang terakhir masih bahagia dimanjakan dengan rambut yang terbelah dua. Namun pada hari itu, nyatanya semesta memberinya segenggam ujian yang harus ditanggung bersama karena kepergian ibunda. Syair-syair elegi selanjutnya mengiringi langkah mereka, mengantarkan satu tubuh yang sudah kaku karena kehilangan ruhnya. Mengantarkan keberangkatan sang ibunda pada tempat paling jauh yang tak bisa mereka singgahi untuk sekadar melepas rindu yang menumpuk dibalik pakaian basah yang baru dicuci, dibalik tumpukan piring kotor yang hendak dibersihkan. Dan lainnya yang menumpuk dan terus menumpuk, membiarkan hati mereka berat diduduki rindu yang tak pernah habis. Dan kemudian luka-luka tak pernah bisa disembuhkan waktu, ketujuh warna dalam keluarga Nawasena berakhir temaram dan kehilangan sukmanya. ©Jeta An Alternate Universe Renjana, 2021
You may also like
Slide 1 of 10
NAVILLERA cover
Jatuh Cinta itu Luka cover
All Too Late || Park Jisung [END] cover
Prestige ✔️ cover
Langit Biru Nuragaku ; Na Jaemin. cover
Poetry Love For Jaemin cover
Vhallscavepe: Land of a Million Wonders cover
Renjana [COMPLETED] cover
DREAM ✓ cover
epoch' [ nomin ] ✓ cover

NAVILLERA

3 parts Ongoing

Aku memang tidak pandai mengarang kata-kata. Guratan tinta diatas kertas sekarang terjadi dengan sendirinya sesaat kamu melintas dipikiran ku. Aku rindu kak. Rindu kita. Aku memang tidak pernah membuat sajak. Tidak mahir seperti kamu yang serba tau. Aku juga bukanlah orang yang puitis, tidak seperti kamu yang serba bisa. Sekarang tolong terimalah sajak pertama ku yang kamu desak untuk kubuat. Judulnya memang sederhana, isinya juga mungkin biasa saja tapi kurasa itu cocok denganmu. Semoga kamu membacanya dari tempat kamu berdiri... ...meski entah dimana. ©Navillera__17 2024