Aku berdiri di tepian danau di Ruzella Island. Mataku tak luput pada warna kehijauan lumut di dalam danau itu. Sekarang tempat ini tak terurus. Rumput liar tumbuh di mana-mana. Dedaunan mangga yang kering juga banyak berserakan. Angin datang membelaiku dengan lembut. Tempat ini masih saja mengingatkan aku pada sosok kakakku. Aku memegang sebuah amplop biru. Di dalam amplop itu terdapat sebuah surat yang aku tujukan untuk kakakku. Surat yang memuat seluruh isi hatiku. Surat yang akan membuat aku lega setelah menyampaikannya pada Kakak. Kukeluarkan korek api di saku bajuku. Aku pun membakar surat ini di pinggir danau. Sekarang surat ini telah menjadi abu. Kuambil abu itu dan kutaburkan ke danau yang berwarna hijau ini. Aku yakin, kakak akan membaca isi surat ini melalui asap dari surat tersebut yang terbang ke langit. September 2015. Ruzella Island yang tak terurus lagi dan sedikit kabut di pagi hari. Deon Ruzella.