Story cover for Azzahra: Bunga yang Mekar by joecup265
Azzahra: Bunga yang Mekar
  • WpView
    Reads 17
  • WpVote
    Votes 4
  • WpPart
    Parts 1
  • WpView
    Reads 17
  • WpVote
    Votes 4
  • WpPart
    Parts 1
Ongoing, First published Dec 01, 2023
Bunga itu cantik, dan akan bertambah cantik jika ia mekar. 

Azzahra, nama yang cantik sesuai parasnya. Gadis cerdas yang hidupnya terlihat sempurna. Sayangnya, gadis itu sangat tertutup. 

Banyak orang yang ingin memiliki kehidupan sepertinya, tapi Azzahra justru ingin kehidupannya seperti orang lain. Dia tidak ingin bersekolah di pesantren, tapi itulah takdirnya. 

Ini kisah dia, Azzahra, manusia tertutup yang harus hidup di keramaian pesantren.
All Rights Reserved
Sign up to add Azzahra: Bunga yang Mekar to your library and receive updates
or
#172novelet
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Cermin yang Retak tak Ingin di Benci cover
LENTERA KEABADIAN By Rawnaa cover
A B I A N : Insaf Boy  [END] cover
DUA NAMA DALAM DOA || SEASON 1 cover
Halo Mas! (TAMAT) cover
Jiwa nya Masih Bersama cover
DI JODOHKAN DENGAN WANITA BERCADAR (LENGKAP) cover
Satu dari miliknya [Transmigrasi] cover
Cinta untuk Aisha cover
Love in Bali  cover

Cermin yang Retak tak Ingin di Benci

21 parts Complete Mature

Cerita tentang petualangan seorang gadis bernama Asya Salsabila, usia 16 tahun yang dipaksa ayahnya masuk pesantren, dan mengubur impiannya masuk SMK favorit jurusan fashion designer, sebuah cita-cita yang diinginkan sejak SMP. Namun, ternyata didalam pesantren banyak pelajaran hidup yang dia temui, mulai dari persahabatan bahkan percintaan. Ia merasakan jatuh bangun menghadapi semua permasalahannya seorang diri tanpa bantuan dari kakak-kakaknya, karena ia anak paling bungsu dari empat bersaudara dan paling dimanja. Kini ia harus dapat tegar berdiri, ketika sahabat terdekatnya yang ia percaya sepenuh hati berkhianat dan menusuknya dari belakang, kekecewaan sudah menelannya dan membuatnya depresi, sehingga lari dari pesantren, ketika hampir putus asa, seseorang datang menawarkan bantuan tapi harus merendahkan harga dirinya dengan melepas jilbab, dan mempertaruhkan ilmu agama yang sudah dipelajarinya, benturan antara prinsip dan kebutuhan untuk bertahan hidup, membuatnya dalam dilema yang besar, sampai pada suatu masa, ia harus mengalah, menanggalkan satu-satunya bukti bahwa ia anak pesantren, selembar kain yang menutupi rambutnya.