Di samudra es keabadian bagian selatan, terdapat wilayah kekaisaran yang megah, dikenal sebagai Kekaisaran morzien, di mana Kaisar Shigeru Akhtar memerintah dengan keabadian yang menjadi kutukan tak terucapkan. Nama Shigeru, yang berarti keberuntungan dalam bahasa lama, terdengar seperti melodi tragedi yang menyertainya.
Dalam satu momen yang gelap, keluarga Shigeru membunuh holy dragon, sehingga mengundang kemarahan tak termaafkan yang terwujud dalam kutukan abadi. Shigeru, sebagai penerus tak bersalah, dihukum untuk hidup selamanya, menyaksikan kerajaannya berubah dan runtuh di sepanjang waktu yang tak berujung, sampai Shigeru tertidur akibat penghianatan.
Setelah 235 tahun lamanya tertidur dalam dinginnya keabadian es morzien, Shigeru berhasil bangkit kembali oleh keinginan dendam yang membara. Namun, dunianya telah berubah menjadi lanskap es dan intrik kekaisaran yang tak dikenal.
Dalam kebangkitannya kali ini, Shigeru harus menyusuri lorong-lorong kekuasaan kekaisaran, merentangkan tali takdirnya yang terjerat dalam kutukan. Pergulatan batinnya terkuak dalam setiap langkah yang diambilnya, menciptakan dinamika yang mengguncang keberadaannya. Dan dalam perjalanan ini Shigeru memahami makna keabadian, mempertanyakan harga yang harus dibayar untuk kekuatan tak terbatas.
Pada setiap langkahnya, bayang-bayang masa lalu menghantui, dan Shigeru, sang sang makhluk yang tidak memiliki dosa namun harus menerima kutukan akibat keluarganya, memahami bahwa dendamnya bukan hanya tentang balas dendam, tetapi juga tentang untuk menata ulang dunia yang sudah kacau akibat entitas entitas tidak bertanggung jawab
Dalam sinfoninya yang tragis, Shigeru Akhtar memimpin kita melalui liku-liku kekaisaran Morzien yang mempesona dan berbahaya, memahami bahwa kebaikan seringkali membawa penderitaan, dan bahwa takdir terkadang bertindak seperti seorang pematung, menciptakan mahakarya dari lumpur tragedi.All Rights Reserved