"Abi, Maira sudah memutuskan bahwa Maira mau berangkat ke pesantren teman Abi."
"Alhamdulillah...Abi seneng nduk, mendengar keputusan nduk Maira."
"Alhamdulillah, Maira tidak terpaksa kan dengan keputusan ini?" tanya Ummi Hannah,Umminya Maira.
"Insha Allah, Maira mencoba ikhlas Mi,Bi..."
Kedua orang tua Maira, terutama Abinya sangat bangga dan bahagia mendengar keputusan Maira yang tepat ini.
Abi dan Ummi Maira memeluk Maira karena sangat senang akhirnya, putrinya kini menerima permintaan mereka untuk pergi ke pesantren.
Sebenarnya,Maira ikhlas dari luar.
Dari dalam, ia masih belum bisa menerima dengan hati untuk pergi ke pesantren.Soalnya, ia belum siap jauh dari keluarganya.Maira mencoba untuk ikhlas dan menerima permintaan Abinya.
"Baiklah, Abi akan siapkan keberangkatan nduk Maira untuk besok lusa."
"Inggih Bi.,"
"Lusa.!!" batinnya.
⚠️ Cerita ini murni dari pemikiran sendiri.
Bila ada kesamaan tokoh, latar belakang, atau yang lainnya mungkin karena unsur ketidaksengajaan.
Silahkan membaca dan jangan lupa tinggalkan vote and coment.
Thank you...
PART MASIH LENGKAP
Extra chapter tersedia di karyakarsa dan buku cetak
Tasker kode Zero bertransmigrasi dan menjalankan misi ke-100-nya. Kali ini, ia masuk ke tubuh Selina, putri asli keluarga Wijaya, salah satu keluarga terpandang.
Keluarga yang tampak harmonis, lengkap dengan tiga kakak laki-laki yang selalu Selina asli impikan.
Namun, tempat itu bukan sepenuhnya miliknya. Sudah ada seorang "putri palsu" yang lebih dulu menduduki posisinya: Veronika.
Untung saja, ia ditemani sistem gosip, yang siap membocorkan rahasia tersembunyi.
[Kakak pertamamu punya penyakit jiwa.]
[Kakak keduamu difitnah rekan kerjanya.]
[Kakak ketigamu dijadikan kambing hitam oleh Veronika.]
Satu per satu rahasia keluarga itu mulai terkuak.
Tapi masalahnya... untuk mendapatkan gosip-gosip itu, Selina harus menguntit Dexton, CEO muda nomor satu yang dingin dan misterius.
Dan yang lebih gawat, kenapa Dexton dan keluarganya bisa mendengar percakapannya dengan sistem?
Selina: "..."
Sistem: [...]