Menginjak usia 20 tahun, Gladys Wulan menghadapi berbagai realitas kehidupan yang sebenarnya. Perempuan cantik itu yang awalnya gemar menebar senyuman manis, semakin hari bertransformasi menjadi pribadi yang pendiam. Senyuman yang dulu sering terlihat di wajah mungilnya, seiring berjalannya waktu seolah-olah dipaksa untuk terkubur oleh segala tantangan dan hambatan dalam hidupnya. Berbagai permasalahan dari dunia perkuliahan, pertemanan, keluarga, dan percintaan membuat Gladys terbentuk menjadi perempuan yang tangguh dan matang. Seperti halnya kuncup bunga yang selalu diserang berbagai tantangan, badai, dan serangan, begitupun Gladys yang akan mekar cantik dan memukau seperti bunga yang tumbuh ditengah badai kehidupan.