Kepada para ngengat pendamba cahaya,
Kepada para ilalang pengalas jalanan,
Kepada para jiwa yang terkucilkan,
Andaikata engkau perlu dibunuh hanya karena sekedar hidup,
Kudoakan agar kematian menjadi sosok yang lebih hangat dibanding dunia yang kejam ini.
...
Ia tak selalu dipanggil Angkara. Dulu ia pernah dipanggil sebagai 'manusia', seorang teman, keluarga, seseorang yang pernah dicinta dan mencinta. Ia adalah sosok nyata dari rusaknya alunan takdir oleh tangan-tangan yang serakah. Ia adalah luka yang mencoba untuk sembuh, meski kehidupan terus mencabik-cabiknya, mengambil segala hal yang ia miliki.
Tidak, ini bukan tentang Angkara, Iblis Pembawa Mimpi Buruk. Ini adalah cerita tentang Tibra Agashtiya, Si Anak Kutukan yang mendambakan Anugerah. Tentang ia yang setelah penderitaan yang begitu panjang, akhirnya berhasil menemukan kedamaian.
Lalu ia kehilangan kedamaian itu, lagi.
Sehingga yang tersisa hanya Angkara.
Sebagai orang luar, Joana seharusnya hanya menjalani hidupnya tanpa memengaruhi alur utama. Dan ya, Joana memang tidak berniat merusak cerita yang telah ditulis oleh penulis.
Namun, tanpa Joana sadari dengan kehadiran jiwanya yang memasuki raga dari seorang figuran yang berperan sebagai sahabat dari antagonis lelaki sudah dapat menjadi awal mula rusaknya alur cerita.
Mampukah Joana tetap mempertahankan niatnya untuk tidak mencoba melawan arus dari cerita yang telah ditetapkan?
***
Highest Rank:
#1 antagonis 8/1/25
#2 transmigrasi 10/1/25
#1 figuran 10/1/25
#1 dunianovel 10/1/25
#2 fantasi 11/1/25
#1 teen 12/1/25
#4 baper 12/1/25
#10 fiksiremaja 12/1/25
#4 acak 12/1/25
#1 sekolah 14/1/25
#1 novel 14/1/25
#12 fantasy 1/2/25
#1 Isekai 9/2/25
Start: 6 Januari 2025
Finish: -
Mentahan sampul by Pinterest