Maaf Ya Kalau Kita Sibuk, Karena Kita Coklat; Cowok Atlet

"Sa, semua nggak semua lomba bisa kamu menangkan," ucap Kenan sambil menatap atlet-atlet yang berdiri di atas podium. "Tetapi setiap lomba yang kamu hadiri, bisa memberi kamu kenangan," lanjutnya sambil tersenyum sendu.

Itu adalah momen yang masih terbayang dengan sempurna dikepala Yaksa. Semenjak itu, semua medali yang ia dapatkan dan latihan yang menjadi rutinitas hariannya ia tetapkan sebagai kenangan yang tak pernah hilang sampai kapanpun itu.

Bagi Yaksa, medali yang ia dapatkan adalah kenangan yang menyimpan banyak sekali cerita. Panahan milik mereka juga menyimpan cerita-cerita yang mungkin hanya ia sendiri yang bisa memahaminya. Makanya, bagi Yaksa, dunia panahan adalah segalanya.

Namun dihari itu, ia harus menerima kenyataan pahit jika ia harus berjuang sendiri di atas lapangan hijau. Tanpa Kenan sang pelatih, teman-teman satu timnya dan tentu saja, Tirtaya Werkudara satu-satunya support system terbaiknya.

Versi novel dari AU yang- udah lah ngga ngerti dilanjut apa engga :')