transmigration of a duces
65 chapitres En cours d'écriture "Bagaimana rasanya hidup di bawah belas kasihan orang lain, Cedric?" suara Eleanor bergetar, penuh luka. "Apa sesakit ini?"
Cedric terdiam, tak mampu menjawab. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia tidak tahu harus berkata apa.
Cedric menatap wajah Eleanor dengan saksama. Pipinya masih terlihat merah akibat tamparan tadi, meninggalkan jejak samar yang membuat dadanya terasa sesak. Dengan lembut, ia mengangkat tangannya, mengusap pipi Eleanor seakan ingin menghapus rasa sakit yang tertinggal di sana.
"Siapa yang hidup di bawah belas kasihan orang lain, Eleanor? Katakan," ucap Cedric, suaranya dalam dan penuh keyakinan.
Eleanor terdiam, matanya sedikit bergetar. "Aku..." bibirnya bergetar saat mengucapkannya.
Cedric menggeleng pelan. "Siapa yang mengatakan itu? Kau tidak hidup di bawah belas kasihan siapa pun, Eleanor."
Tangannya kini terangkat sepenuhnya, kedua telapak tangannya menangkup wajah Eleanor, ibu jarinya mengusap perlahan air mata yang jatuh di pipi wanita itu.
"Tapi nyatanya aku hidup atas rasa belas kasihanmu, Cedric," suara Eleanor terdengar lirih, nyaris seperti bisikan. "Aku dibuang oleh keluargaku, aku bodoh, tidak berguna... Dan jika ini bukan belas kasihan, maka apa?"