Dulu, menikah adalah sesuatu yang menakutkan bagi seorang Satria Evano Antasena yang berjiwa bebas. Namun, sang ayah tetap memaksanya menikah di usia muda. Meski tanpa cinta, pernikahan Satria dan Arini kala itu berhasil membawa seorang bayi mungil yang dinamai Prayugo Antasena terlahir ke dunia.
Sayang, pernikahan mereka tak berlangsung lama. Arini yang kala itu juga merasa dirampas
kebebasan, masa depan, dan kebahagiaannya
memutuskan untuk merelakan pernikahan
mereka. Terlebih, Satria bukan laki-laki yang dia cintai sekalipun mereka berteman lama. Semula sosok kecil Yugo ikut dengannya, sementara tanggung jawab Satria hanya sebatas materi. Namun, beranjak dewasa Yugo yang keras kepala terus berbenturan dengan ayah tirinya, membuat Arini kembali menyerah dan memilih mengembalikan Yugo pada Satria.
Satria yang terbiasa sendiri tentu kebingungan menghadapi putranya yang sudah remaja. Terlebih, Yugo tidak kembali sendirian. Anak itu turut membawa rahasia dan takdirnya.
Lantas, sanggupkah Satria memenangkan hati putranya dan hidup berdampingan? Maukah takdir bermurah hati dengan membiarkan mereka bahagia lebih lama?
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?"
Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi.
Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berjuang sendiri melahirkan anaknya tanpa suami. Menjadi ibu tunggal bukanlah hal mudah, apalagi lambat laun sang anak selalu bertanya tentang keberadaan ayahnya.
"Mommy, Al selalu doa sebelum bobo. Diulang tahun Al yang ke 5 nanti, papa pulang terus bawain Al boneka dino."
Ibu muda itu hanya menangis, seraya memeluk anaknya. Lalu bagaimana jika ternyata sang ayah juga sebenarnya menginginkan Al.