"Niscaya apa yang telah menjadi takdirmu, takkan salah tempat untuk beradu."
Cerita ini merupakan secuplik perjalanan Bagus Prabangkara Hardjo yang akhirnya mengakhiri masa bujangannya atas bujuk sang kakak yang memintanya untuk menjalani taaruf, yang dimana mereka usahakan untuk berpedoman kepada kaidah yang ada, serta norma sosial yang beredar.
Sejak kecil kebanyakan orang memanggilnya "Gus", maka panggilan yang sudah melekat itu sampai saat ini menjadi panggilan tetapnya.
Samar orang tak mengenalnya, pasti sudah mengira jika Gus adalah seseorang yang berkecimpung di bidang keagamaan ataupun keturunan tokoh agama di tanah Jawa yang identik dengan strata sosialnya. Nyatanya, ia bukanlah ustadz, bukan juga pendakwah seperti yang dipikirkan orang-orang apabila mendengar namanya disebut.
"Saya seorang pendosa ulung, sangat jauh dari kata mengerti agama. Bahkan mungkin agama Islam yang tertera di kartu pengenal saya hanya sebatas formalitas belaka ataupun agama turunan dari kedua orangtua saya."
empatpertiga
2023
Kalimat bijak yang berbunyi "Masa lalu biarlah menjadi masa lalu" agaknya tidak sesuai dengan apa yang sedang dialami oleh Senja Amelia. Tujuh tahun ternyata belum cukup membuat dirinya melupakan apa yang terjadi di masa lalu, dan ia menyadari hal itu ketika ia kembali dipertemukan oleh Langit Ramadhan Prananjaya-lelaki di masa lalunya.
Melupakan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Segesit apapun menghindar, takdir menariknya kembali untuk berhadapan dengan lelaki itu. Namun, Senja menyadari bahwa keadaan tak lagi sama. Dan sebesar apapun rasa cintanya pada lelaki itu, agaknya tidak tahu diri jika ia masih mengharapkan untuk bersanding dengannya.
Akan kah Senja berhasil menahan perasaannya dan menghindari Langit?