"Aku mengisahkan ini untuk dia yang pantas menyandang kata 'Sempurna.' Terimakasih telah abadi dalam setiap memori." - D *** "Cita-cita kamu apa sih sebenernya? Kayanya semua hal kamu bisa." "Dulu sih pengen jadi enterpreneur, tapi itu dulu." "Kalau sekarang, apa?" Mata legam itu menatap Diva dengan tatapan dalam, lalu sebuah senyum simpul terulas disana. Wajahnya mendekat, mengikis jarak antara mereka berdua. "Nikahin kamu." *** "Kamu bakal ada deket aku terus kan?" "Iya, bahkan sampai aku jadi debu sekalipun, aku bakal disamping kamu." *** Siapa sangka, saat Diva tengah mengalami kesibukan akademik, dan berorganisasi, seorang pria hadir menawarkan pundak dan telinga agar ia bisa rehat. Tentu saja Diva tak bisa menolak penawaran itu tatkala peluh dan keluh senantiasa menghampiri. Hingga ia lupa, bahwa manusia tak pernah ada yang bisa selamanya. *** Enjoy the stories!All Rights Reserved
1 part