Story cover for Rumah Tak Bertuan by d0natd0hyun
Rumah Tak Bertuan
  • WpView
    Reads 22
  • WpVote
    Votes 1
  • WpPart
    Parts 31
  • WpView
    Reads 22
  • WpVote
    Votes 1
  • WpPart
    Parts 31
Ongoing, First published Dec 24, 2023
Ini bukan cerita horor yang menempati sebuah rumah tak bertuan, melainkan cerita ini tentang kehidupan tiga remaja yang kehilangan arti "rumah yang sesungguhnya" 
Chairil Umar, seorang remaja yang sudah lama tak mendapatkan kehangatan rumah.
Kaisar Bramantyo, seorang cowok badas yang tak mengenal kasih sayang seorang ayah.
Fatih Nugraha, seorang pemimpi yang harus merelakan mimpinya sendiri untuk orang lain dan terjebak dalam cinta terlarang. Ketiga remaja tersebut dipertemukan dalam lingkup yang tak terduga. Akankah ketiga remaja itu menemukan sesuatu yang hilang dalam diri mereka? apakah ada yang mampu membawa mereka menuju titik terang? lantas bagaimana alur kisah percintaan mereka?
All Rights Reserved
Sign up to add Rumah Tak Bertuan to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Rumah Tanpa Pintu [ON GOING] cover
NAWACITA [TERBIT] cover
Desir Arah cover
Aksa cover
Unraveling Us cover
acalapati  cover
Red Circle [END] cover
Bukan Cerita Kita cover
𝑻𝒊𝒈𝒂 𝑯𝒂𝒕𝒊, 𝑻𝒊𝒈𝒂 𝑪𝒊𝒏𝒕𝒂 cover
Rumah Tanpa Peluk cover

Rumah Tanpa Pintu [ON GOING]

13 parts Ongoing

"Aku yang bakal bawa Dhega." "Kamu gila, Bayu? Kamu gak mikirin anak-anak? "Aku atau kamu yang gila? Aku atau kamu yang nggak mikirin anak-anak?" Sedari ia kecil sang ibu selalu memarahinya dengan alasan jika ia harus berguna dan tidak merepotkan orang lain. Ibunya yang selalu meremehkan hal-hal kecil yang ia lakukan, ibunya yang selalu mementingkan dan mengutamakan sang anak pertama. Dunianya kala itu harusnya hanya tentang bermain, malah ikut andil dalam permasalahan orang dewasa. Dan naasnya, ia harus melihat kedua orang tuanya yang memilih untuk berpisah. membuat dirinya harus ikut dengan sang ayah. Semesta Radhega yang tidak ingin melulu menjadi akhir, ia juga ingin menjadi yang utama, yang selalu diprioritaskan ibunya. "Begitu sulit menyuarakan luka, saat mereka terus-menerus mendesakmu untuk sempurna."