Angin berbisik lembut, datang seolah menyambut Berkata, bahwa aku akan seperti mereka, berwarna tanpa harus menahan asa Tapi, sepertinya itu hanyalah obat penenang, dikala aku terguncang Berlari menuju damai Namun, terhenti karena badai Haruskah berbelok, padahal entah ada atau tidak hari esok Tapak yang telah retak Mimpi itu ilusi Pada akhirnya, aku kembali bersembunyi Bukan berhenti, hanya ingin sedikit mengobati Disinilah aku sekarang Hidup tenang, tapi pikiran tidak berhenti menentang Sudah basah kuyup, namun tak ada satupun yang aku hirup Bertanya pada semesta, salahkah jika pintu ini tiada? Aku terkekeh, merasa bodoh Sudah jelas, penerang itu hanya dongeng tertunda yang keberadaannya hanya sebatas candaan. Ruang Ilusi, 26/12-14:45🪶 ShaaAll Rights Reserved
1 part