Perihal kebahagiaan? Aku tidak pernah tahu hal itu, aku tidak tahu caranya untuk bahagia. Aku terlahir dengan nasib yang menyedihkan. Bumi tak pernah menerima kehadiranku, dia selalu membuat hidupku penuh dengan rasa sakit, pahit, dan juga penuh luka. Tapi bunda bilang, "aku tidak boleh pergi sebelum tuhan memanggilku. Katanya tuhan akan membenci hambanya yang lebih memilih pergi tanpa ia panggil." Cukup bumi saja yang membenciku, tuhan jangan.
Aku selalu bertanya-tanya kepada semesta, "mengapa aku terlahir di bumi, sedangkan bumi sangatlah membenciku?"
Namun semesta menjawab dengan cara menghadirkan Airlangga Bumi Pradipta di kehidupanku yang kelam. Dia sesosok manusia yang selalu menjadi tempat aku bersandar, tempatku untuk menumpahkan segala rasa sakit ataupun rasa duka pada diriku. Aku selalu berharap di setiap langkah ceritaku selalu ada nama Airlangga di dalamnya.
Tetaplah bertahan Airlangga, dan tetaplah di sisiku untuk menjadi penopang ragaku yang penuh dengan luka.
" 'Lauhul mahfudz' antara qobiltu atau innalilahi, antara kita dan malaikat izrail, antara kapan dan kafan, dan antara Ar Rahman dan yasin"
Menceritakan tentang Afhia Latifah Az-Zahra yang harus masuk pesantren dan di jodohkan dengan anak pemilik pesantren yang bernama Muhammad Zayyan Al Malik. Seorang Fhia yang berjuang karna mengidap penyakit tanpa sepengetahuan keluarga dan temannya kecuali sang adik ipar, Fhia yang harus mengetahui bahwa suaminya mencintai wanita lain, seorang Fhia yang berjuang mendapatkan cinta sang suami.
Akankah Fhia bisa meluluhkan hati suaminya?
Dan akankah Fhia bisa sembuh dari penyakitnya?
"Mungkin ada kata sulit untukku mencintaimu. Jika aku tidak melibatkan Allah dalam perjalananku"
-Muhammad zayyan al-malik-
"Apa mungkin tidak akan ada kata pantas untukku bersanding denganmu"
-Afhia Latifah Az-Zahra-