Story cover for 4 Tahun Untuk Sani by nuuyuy
4 Tahun Untuk Sani
  • Reads 901
  • Votes 753
  • Parts 14
  • Reads 901
  • Votes 753
  • Parts 14
Ongoing, First published Dec 30, 2023
San,untuk pertama kalinya di hidupku  aku nangis sampai muntah sebab sakit hati,
San,untuk pertama kalinya juga mataku sampai bengkak karnamu.
4 Agustus,hari dimana aku tidak ingin sama sekali mengingat kejadian itu di hidup ku lagi,hari dimana semuanya sudah sangat jelas kecantikan akan selalu menjadi pemenang persetan dengan ketulusanmu itu sama sekali tidak berguna.
Hampir 3 tahun San,hampir 3 tahun aku menunggumu untuk membalas perasaan ku.Bahkan dulu sempat menyerah tapi kenapa kau tiba-tiba datang lagi untuk menyuruhku menunggumu?aku percaya ucapanmu saat itu 

"Tunggu aja,kita bakal bareng."

Kau ingat bukan?atau sebaliknya?aku selalu menunggumu San,tapi akhirnya ternyata aku hanya membuang waktu selama itu.
Selamat untukmu puan yang terpilih menjadi pasangannya,aku sangat bangga dan terpukau bisa-bisanya kau tak membutuhkan banyak waktu agar mendapatkannya,itu sangat hebat.
Jaga dia yah?sebab bahagia Sani juga adalah bahagia ku,tolong jangan mainkan perasaannya dia sudah pasti sangat mencintaimu.
All Rights Reserved
Sign up to add 4 Tahun Untuk Sani to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Menepi cover
harapan yang pupus cover
IKHLAS [END] cover
Suddenly Marriage cover
Your Secret in Our Marriage (END) cover
Mengulang Waktu cover
Sujud Terakhir  cover
I'll be Waiting for You cover
Kita dan Warna Tak Bermakna cover
Dia, Suamiku ✅ cover

Menepi

4 parts Complete

Berawal dari kecerobohanku yang menerima rasa perhatianmu dengan rasa nyaman. Menganggap itu adalah sebuah rasa ketertarikan, nyatanya itu adalah luka yang sedang tertanam. Ada raga yang ingin kumiliki, ada tangan yang ingin kugenggam, dan ada hati yang ingin ku bahagiakan. Namun sayangnya, dihatimu sudah ada yang bertamu lebih dulu. Sedari awal asmara hanya sebuah lelucon untuk menemani sunyi malammu. Aku terlanjur menyelam rasa, menerimamu dengan berbagai asa. Berharap aku yang menjadi pujaan. Ternyata, aku hanyalah tempat mu tuk singgah sejenak disaat dia tidak ada. Aku bukan lah tempatmu menetap. Alden, Terima kasih sudah menghadiahi luka yang tak disengaja, dan melepasmu adalah jalan satu satunya menghapus gerimis setiap kali langit menangis. Tertanda, Risel.