Story cover for 0,1 Desimal (On Going) by demoisellejingga
0,1 Desimal (On Going)
  • WpView
    Reads 3,334
  • WpVote
    Votes 1,795
  • WpPart
    Parts 10
  • WpView
    Reads 3,334
  • WpVote
    Votes 1,795
  • WpPart
    Parts 10
Ongoing, First published Dec 30, 2023
Tara Sasikirana, seorang gadis yang hidupnya dipenuhi dengan kesulitan. Tanpa kerabat, dianggap pembawa sial, dan merasa tidak utuh seperti 0,1 desimal. Namun, hidupnya berubah saat bertemu dengan Abyan Azzariz Rav, pemuda dengan passion besar di sastra Indonesia. Abyan membawa warna baru dalam hidup Tara, membuatnya melihat dunia dari perspektif yang berbeda. Dengan kehadiran Abyan, Tara mulai menemukan kepercayaan diri dan arti hidupnya. Apakah cinta dan persahabatan mereka cukup kuat untuk mengatasi kesulitan yang Tara hadapi?


Stay stuned ya, tenang beb aku update setiap hari Minggu jadi jangan khawatir kalau kurang bab nya hehe

Penasaran?

Follow and vote dulu sebelum dibaca!!
All Rights Reserved
Sign up to add 0,1 Desimal (On Going) to your library and receive updates
or
#346berandalan
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Elegi Rasa : Pergi cover
L A R A (Falling and Love) ✔ cover
Hallo Aera  cover
AKSARAYNA  cover
SWITCH [End] cover
BASTARA DARA (SEASON II) cover
[END] WHAT WE HAVE PASSED TOGETHER? cover
ARKASYA ( REVISI ) cover
Sampai Saat Ini, Aku Masih Mengagumi Dirimu cover
AZZKARA cover

Elegi Rasa : Pergi

30 parts Complete

Kadang menjadi begitu terlambat menyadari sesuatu akan membekaskan rasa sakit yang tak lekang oleh waktu. Saat cerita yang kelewat singkat dilalui menghantarkan pada sakit yang menghantui. Safir sudah merasakannya. Dua kali dalam hidup ia seperti dipermainkan rasa. Nila yang tak mau melihat. Dan Bianca yang pergi pada sesuatu yang tak terlihat. Ketika sepi melanda. Bukannya pada dunia yang luas, hanya pada dunianya sendiri yang tiba-tiba runtuh. Safir merasa begitu buruk di mata Bianca. Merasa begitu lelah di hadapan Nila. Dan malam itu, harusnya ia berusaha lebih keras. Saat si gadis berkata, "Aku pamit pulang, ya." Harusnya Safir membujuk lebih tegas. "Biar aku yang antar." Kenyataannya, Safir menjadi begitu terlambat. Saat rasa itu mulai tertambat. Hatinya justru sakit tanpa ada yang membebat.