Antara Jakarta, Solo, dan Luksemburg

Manusia mempunyai rencana, tapi Tuhan mempunyai skenario lain. Rendy, memutuskan resign dari perusahaan. Ia memilih untuk beristirahat sejenak dari hiruk pikuk rutinitas perkantoran selama dua sampai tiga bulan. Setelahnya, ia akan mencari pekerjaan yang lebih baik lagi.

Tapi kenyataannya tidak semudah itu. Ia lupa, bahwa ia tidak mempunyai "Orang Dalam" sehingga mencari pekerjaan di negeri ini seakan menjadi mustahil. Hari - harinya diisi dengan mengirim lamaran pekerjaan. Beruntung, ia bertemu dengan Pak Haji yang mempunyai usaha pemancingan ikan. Walau, Rendy tak bekerja disana, tapi ia diperbolehkan untuk menggunakan fasilitas internet di kolam pemancingan.

Disana pula, ia bertemu dengan orang - orang yang begitu ramah dan baik. Rawa yang nyaris melanjutkan masternya diluar negeri, Lila anak Pak Haji yang kecantikannya seakan membuat bidadari cemburu, ataupun Jaka staf keuangan usaha Pak Haji yang kadang masih bingung membuat jurnal keuangan.

Walau bukan pegawai, Rendy kerapkali membantu usaha milik Pak Haji. Terkadang, ia mendapatkan upah yang lebih dari cukup. Rendy mulai menikmati rutinitasnya. Namun, di suatu sore, Rendi mendapatkan pemberitahuan bahwa ia diterima bekerja. Ia merasa senang, tapi disisi lain ia merasa dilema karena pekerjaannya itu ada di sebuah kota. Ia harus meninggalkan Jakarta menuju Solo.

Berbagai pertimbangan, harus ia pikirkan. Namun, pada akhirnya Rendy harus memutuskan, apakah ia tetap di Jakarta atau harus meninggalkannya? Ditengah kegalauannya itu, ia bertemu dengan Sujud teman sekolahnya dulu, Salam yang akan dipindahkan ke luar kota oleh perusahannya, maupun Cipto mantan wakil ketua geng saat dibangku SMA, tapi selalu menjadi juara 1 pada lomba Fisika.

Setibanya di Kota Solo, Rendy masih diuji oleh calon perusahaannya untuk menyeselaikan tugas - tugas yang diberikan. Pertemuannya dengan Angin dan Arsy seakan memberikan hal berbeda di Kota Solo yang menambah semangat Rendy.