CONDEMNING REASONS [Ryomen Sukuna]
  • Reads 85
  • Votes 5
  • Parts 1
  • Reads 85
  • Votes 5
  • Parts 1
Ongoing, First published Jan 02, 2024
Napasnya membeku saat udara yang dirinya hirup selalu bagai debu karat yang membakar tenggorokan; menyiratkan sebuah hasil dari garis keji manusia yang menjadi sebabnya senantiasa abadi dalam dunia penuh sesak. Sendirian. Terkutuk, dan dikutuk.

Tatkala menelan amis dari pahitnya memori di kala itu tak lagi sanggup dirinya lakukan, darah yang mengalir dari matanya tak lagi bermakna apa pun. Itulah sebabnya, dia mengutuk semuanya. Dia berjanji akan mengutuk napas seluruh umat manusia.

Alasan yang mengutuknya, dan membelenggunya menjadi roh terkutuk; Ryomen Sukuna, Sang Raja Kutukan.
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add CONDEMNING REASONS [Ryomen Sukuna] to your library and receive updates
or
#219puitis
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
BABY CHANIE cover
He Fell First and She Never Fell? cover
Kesayangan Bunda cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
antagonis wife [PO] cover
After Graduation cover
Choose Family  cover
The Best Of Miracle cover
Stars Behind the Darkness 2 cover

Dosa Ku

1 part Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.