Haikal Praditya Pamungkas, lelaki istimewa, secerah mentari pagi dan seindah bunga matahari. Lelaki yang selalu menunjukkan sisi cerahnya pada dunia, begitupun rasa cintanya kepada Maira Al Humair.
Mencintai Maira adalah kesengajaan yang dibuat sendiri oleh Haikal. Dia tahu bahwa kisahnya tidak akan pernah berakhir bahagia, tapi walaupun begitu dia ingin menunjukkan bahwa ada dirinya yang mencintai Maira dengan sepenuh hati.
Seperti lirik lagu yang selalu Haikal ingat, bahwa cinta memang tak selamanya bisa indah, dan cinta juga bisa berubah menjadi sakit. Dan Haikal sejak awal sudah siap dengan rasa sakit itu.
Tapi bagaimana dengan Maira? Jika nantinya kehilangan Haikal sama saja dengan kehilangan separuh hidupnya. Kehilangan Haikal sama saja dengan kehilangan mentari yang selalu menyinari bumi. Dan kehilangan Haikal adalah hal paling menyakitkan yang pernah Maira rasakan.
"Mai, hal paling bahagia dan aku syukuri dalam hidupku adalah bertemu dan akhirnya jatuh cinta padamu."
~Haikal Praditya Pamungkas
"Dan kamu tahu, salah satu hal paling menyakitkan dalam hidupku adalah bertemu dan akhirnya jatuh cinta padamu."
~Maira Al Humair
" 'Lauhul mahfudz' antara qobiltu atau innalilahi, antara kita dan malaikat izrail, antara kapan dan kafan, dan antara Ar Rahman dan yasin"
Menceritakan tentang Afhia Latifah Az-Zahra yang harus masuk pesantren dan di jodohkan dengan anak pemilik pesantren yang bernama Muhammad Zayyan Al Malik. Seorang Fhia yang berjuang karna mengidap penyakit tanpa sepengetahuan keluarga dan temannya kecuali sang adik ipar, Fhia yang harus mengetahui bahwa suaminya mencintai wanita lain, seorang Fhia yang berjuang mendapatkan cinta sang suami.
Akankah Fhia bisa meluluhkan hati suaminya?
Dan akankah Fhia bisa sembuh dari penyakitnya?
"Mungkin ada kata sulit untukku mencintaimu. Jika aku tidak melibatkan Allah dalam perjalananku"
-Muhammad zayyan al-malik-
"Apa mungkin tidak akan ada kata pantas untukku bersanding denganmu"
-Afhia Latifah Az-Zahra-