Hidup sebagai bungsu dari lima bersaudara dan menjadi satu-satunya perempuan tidak selalu menjadi hal yang menyenangkan. Apalagi jika mempunyai orang tua dan kakak-kakak yang selalu mengatur setiap langkah yang akan dijalani. Bukan cuma langkah, bahkan berkedip sekali pun jika memungkinkan akan diatur. Awalnya Faiza tak terlalu memusingkan hal itu. Ia bukanlah si pemberontak. Ia adalah gadis penurut dan enggan beradu pendapat dengan siapa pun. Namun, saat hidupnya mulai memasuki babak baru dan semua orang semakin menanamkan cengkeraman pada setiap langkahnya, ia pun merasa jenuh. Ingin mengejar apapun yang membuatnya lepas dari cengkeraman semua orang. Bergerak bebas menjalani semua petualangan barunya. Termasuk merasakan bagaimana indahnya jatuh cinta, bukan bersanding dengan orang yang tak ia suka. Akankah Faiza mampu mewujudkan keinginannya?