Nawang pernah dikecewakan oleh cinta. Pencariannya akan seorang lelaki yang mencintainya apa adanya selalu gagal karena berbagai alasan, termasuk hubungan terdahulunya yang berakhir karena perselingkuhan.
Namun, di saat harapan akan penantiannya mulai memudar, hadir seseorang bernama Nathan yang menunjukkan ketertarikan kepadanya. Di sisi lain, sahabat Nawang yang bernama Lana ingin menjodohkan Nawang dengan seorang pria tampan dan mapan bernama Stefan.
Mungkinkah kehadiran kedua pria tersebut menjadi jawaban dari penantian Nawang selama ini? Dan bagaimana mereka menjalani hubungan mereka ketika dihadapkan oleh rintangan yang besar? Akankah mereka berhasil bersama, ataukah Nawang harus kembali kecewa untuk sekian kalinya?
---
Cerita ini mengandung unsur romansa antara dua pria dari kelompok LGBTQIA+. Dan kemungkinan akan ada deskripsi hubungan intim antara dua pria, meskipun tidak vulgar dan eksplisit. Meski begitu, jika kalian tergolong homofobik, cerita ini bukan untuk kalian. Silakan baca cerita lainnya.
Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata.
"What's wrong?" He asked softly, grabbing Kai's arm and preventing him from running away again.
"N-nothing." Kai whispered looking down at his shoes. Nicolas lifted Kai's chin and looked into his black eyes with a soft look.
"I know something is wrong. Tell me." He coaxed moving his hand from Kai's chin to cup his cheek instead.
"I don't like it when you laugh and smile with Rex" Kai mumbled. "I want you to only smile at me."
_____________________________________________
Kai and Nicolas were best friends.
They've always been best friends.
Everyone around them craved to have a friendship as beautiful as theirs.
Nothing could change it.
Until something could.
Something as simple as feelings.