Story cover for Rus, Kelopakmu Sudah Hancur by Nana_Glueen
Rus, Kelopakmu Sudah Hancur
  • Reads 31
  • Votes 5
  • Parts 3
  • Reads 31
  • Votes 5
  • Parts 3
Ongoing, First published Jan 07, 2024
Ibu, Tuhan terlalu cepat memanggilmu. Padahal masih banyak kata yang belum kusampaikan, dan masih banyak hal yang ingin kita lalui bersama. Seperti angin yang berhembus, kau meniup lukaku dengan lembut dan berlalu. 
Kini aku sendiri lagi di dunia ini. Berusaha bertahan dengan menyimpan semua rasa hangat yang kau tinggalkan. Bekas pelukanmu yang erat saat kau kesakitan, dan jejak senyum indahmu yang penuh lara. 
Aku yang pengecut, selama ini kau lindungi. Bolehkah sekali lagi, kau menemaniku kembali? Dengan restu Allah ... Aku akan menghidupkanmu dalam karyaku. Ibu, aku ingin dunia melihat betapa bersinarnya selama kau hidup. Sebuah sinar ... yang kutelan sendiri karena keserakahan.
All Rights Reserved
Sign up to add Rus, Kelopakmu Sudah Hancur to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
MENCINTAIMU, SEINDAH TUHAN MENCIPTAKANMU cover
Let me Love You [Hiatus] cover
Pupuh Cinta Untuk Ibu cover
HIJRAH UNTUKMU cover
Kita Sembuh Bareng? cover
ANORA cover
Rainie ( END ) cover
Dibalik Tawa  cover
Ikhlasku Merelakanmu (END) cover
Hanya Singgah cover

MENCINTAIMU, SEINDAH TUHAN MENCIPTAKANMU

16 parts Complete

Aku percaya cinta adalah sebuah pelukan hangat, bahkan di tengah gemuruh hujan. Tapi siapa sangka, pelukan yang sama kini meninggalkan dingin di tubuhku? Kamu meninggalkanku, dan aku tak pernah siap untuk kehilanganmu. Kehilanganmu bukan sekadar perginya seseorang dalam hidupku. Kehilanganmu adalah tentang diriku yang kian merapuh, bagian-bagian dari diriku yang tercerai-berai, seperti serpihan kaca yang tak tahu bagaimana akan kembali utuh. Aku mencoba menulis surat untukmu, berharap kata-kata bisa menggantikan kehadiran yang hilang. Namun, setiap huruf yang kutulis, hanya menambah luka, mengingatkanku pada rindu yang tak akan pernah sampai kepadamu. Mungkin, mencintaimu adalah keindahan sekaligus kutukan. Sebuah hadiah yang diiringi keperihan tanpa akhir. Dan di sinilah aku, yang dalam diam melangitkan namamu. Untukmu, yang kucintai dengan penuh Namun tak pernah menyadari kehadiranku. Buku ini sengaja ditulis untuk nama yang selalu kulangitkan namun enggan untuk menyambutku, yang hadirnya pernah membuat duniaku mekar dengan indah, yang kehilangannya membuat diriku merapuh bersama serpihan luka yang ia tinggalkan. Dan buku ini sekaligus dedikasi untuk mereka yang pernah kehilangan, untuk hati yang berani mencintai meski tahu akan terluka. Karena di balik setiap tetesan air mata, selalu ada cerita yang layak untuk diceritakan.