Ibu, Tuhan terlalu cepat memanggilmu. Padahal masih banyak kata yang belum kusampaikan, dan masih banyak hal yang ingin kita lalui bersama. Seperti angin yang berhembus, kau meniup lukaku dengan lembut dan berlalu. Kini aku sendiri lagi di dunia ini. Berusaha bertahan dengan menyimpan semua rasa hangat yang kau tinggalkan. Bekas pelukanmu yang erat saat kau kesakitan, dan jejak senyum indahmu yang penuh lara. Aku yang pengecut, selama ini kau lindungi. Bolehkah sekali lagi, kau menemaniku kembali? Dengan restu Allah ... Aku akan menghidupkanmu dalam karyaku. Ibu, aku ingin dunia melihat betapa bersinarnya selama kau hidup. Sebuah sinar ... yang kutelan sendiri karena keserakahan.
3 parts