Kegilaan ini terjadi begitu saja, saat keluarganya memaksa Lara pulang untuk mengeklaim warisan yang di tinggalkan oleh orang tuanya karena meninggal akibat kecelakaan.
Itu semua di luar prediksi, teman Lara pun kaget Karena wanita itu malah berpesta liar di bar bahkan sebelum seminggu kematian orang tuanya.
"Lo bener-bener gila!"
Lara, "I'am."
"Lo kesini cuman ngambil warisan, dan lo gak keliatan berduka. Gak usah jauh-jauh berduka, lo bahkan gak repot ngedrama sedih di pemakaman. Lo--ah! Ini bikin branding lo jelek dimata semua orang,"
"Gue bukan owner skincare!"
"Out of the topic, bitch!"
"I don't fucking care, pusing amat mikir reputasi. Gimanapun gue, gak ngaruh juga, they still hate me. Jadi percuma pencitraan, yang ada rugi tenaga gue!"
"Durhaka banget jadi anak, gitu juga orang tua lo!"
Lara tidak peduli, kembali meminum sloki di tangannya, "Anak mereka 'Dia' doang, sejak kapan gue jadi anak. Jadi, stop gue gak mau bahas apapun lagi, it's time to party!"
bang, lu udah gila ya. teriaknya saat abang yang amat dia sayangi ternyata memiliki perasaan lebih kepadanya.
18+ jangan lupa vote dan komen sebagai bentuk support cerita ini.