Ini tentang seorang gadis bernama Achadiya Divyan AlMalik dan dunianya di pesantren yang tidak selalu putih bersinar. Di manapun tempatnya pasti selalu akan ada dua sisi, hitam dan putih. Pun dengan dunia pesantren yang dikenal dengan surganya para pencari ilmu agama. Tidak semua yang terjadi di dalamnya adalah kebaikan-kebaikan. Pasti terselip keburukan yang sayangnya selalu dikemas dengan kebaikan palsu sehingga dianggap tabu. Acha-sapaan akrab sang gadis, sering bereaksi heboh ketika mendapati hal abu-abu semacam itu. Baginya semua hal harus ada penjelasannya secara terang dan rinci. Akan tetapi setelah bertahun-tahun hidup di pesantren dan mendapat banyak pelajaran hidup, membuatnya semakin paham bahwa sikap hebohnya harus berhenti di kalimat 'cukup tahu'. Akan tetapi prinsip nya kembali menguat ketika Acha semakin mengenal pria bernama Faisal. Pria pendiam yang menurutnya menyimpan banyak tekanan di dalam hati. Konflik terus bermunculan karena perbedaan prinsip keduanya. Bagi Faisal, tidak semua masalah itu harus dijelaskan dan diselesaikan. Tapi bagi Acha, sekecil apapun masalah, harus diselesaikan dan dibicarakan. Tak jarang sikap dingin dan ucapan tajam Faisal membuat hati Acha tergores luka. Namun yang amat disayangkan, Faisal adalah cinta pertama bagi Acha. Bahkan dari Acha remaja yang baru berani mengagumi dalam hati, sampai Acha dewasa dan berani mengungkapkannya secara terang-terangan. Bagai air dan minyak, apakah keduanya bisa berjalan selaras dengan perbedaan prinsip yang begitu jauh?