Tentang, seorang gadis yang selalu berkata bahwa dunia tidak pernah adil.
Tentang, betapa pentingnya kasih sayang dalam keluarga.
Tentang, betapa sulitnya berdiri melawan badai tanpa orang terpenting dalam hidup.
Tentang, betapa hebatnya kenyataan menampar segalanya.
Tentang, betapa kejamnya hidup.
Dan tentang, seorang lelaki yang selalu berusaha menangkap gadis yang hampir jatuh.
Tentang, fakta bahwa lelaki setia itu memang ada.
Tentang, perjuangan yang tak kenal menyerah.
Tentang, sakit yang tersembunyi agar yang tersayang tak tersakiti.
Tentang, sebuah perjuangan yang tak sia-sia.
Tentang, insan kuat dengan takdir yang seakan tak pernah berpihak padanya. Berusaha merubah takdir dengan kekuatan yang benar-benar tak seberapa.
Bagaimana akhir dari perjuangan yang menghabiskan banyak tenaga ini?
Akankah segalanya berakhir sesuai dengan harapan pada awal perjuangan?
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan