Hai, Aku Nala. Penulis amatiran yang enggan bercerita tentang Temaram. Sebab, jika aku tak salah ingat, Taka adalah pemeran utamanya. Pria yang berparas tampan itu merenggut paksa hatiku. Padahal ia adalah sumber luka dan sialnya aku sambut dengan hangat.
***
Aku mensejajarkan tinggi pada Taka, menangkap wajahnya yang sudah basah. Ku elus pipinya pelan, dan tangannya menahan tanganku di sana.
"Ku mohon Lala"
Ini semua apa? Sangat membingungkan dan aku harus apa?
"Dari sekian banyak, kenapa harus aku?"
"Karena dari sekian banyak, yang seperti kamu hanya satu"
Aku tertawa pelan, ia ini sedang apa? Menangis? Merayu? Apa bercanda?
"Kenapa tertawa?"
"Aku lelah menangis Taka"
"Maaf"
"Kenapa kau menangis?" Aku balik bertanya, selama aku mengenal Taka, aku tak menyangka jika ia akan menangis, terlebih alasannya karena aku.
"Aku takut kehilanganmu"
"Really?"
"Yes, I'am" Ucapannya tanpa ragu.
"Are you really happy with me?"
"Yes, I'am" Jawabnya.
"Gak jadi putus?" Tanyaku lagi.
"Lala ku mohon"
Aku terdiam.
"Masih marah?" Giliran ia yang bertanya.
Aku hanya mengangguk pelan. "Sedikit" Ucapku sambil menyilangkan ibu jari dan telunjuk kanan dihadapannya, membuat sign love. "Lebih banyak sayangnya" Aku tertawa pelan, seraya menghapus seluruh air mata di wajahnya yang tampan. "Gimme your sweet smile please" Ucapku lagi.
Ia tersenyum manis kepadaku, lalu mendekapku dengan erat lagi dan lagi.
***
=AUTHORIZED TRANSLATION=
Ini adalah terjemahan Bahasa Indonesia yang sudah memiliki ijin resmi dari penulis 😊🫶🏻
⭐️⭐️⭐️
Saat Arthit mengungkapkan persaannya, Daotok tidak tahu harus berbuat apa meskipun dia juga menyukainya.
Tapi, yang terjadi adalah Daotok menolaknya.
"Kau tertarik padaku karena kau belum pernah bertemu dengan orang sepertiku."
Meskipun begitu, Arthit adalah seseorang yang keras kepala, dia terus mengungkapkan perasaanya meski terus di tolak.