Malam itu bagaikan penyiksaan, mimpi menyakitkan yang terus mendekap jiwa bukanlah hal yang dapat dikendalikan. Dua insan yang saling memusuhi malam, dipertemukan dengan berbagai kesamaan. Tidak disangka, kala itu menjadi awal mula Deramu dan Rama saling bertukar cerita hingga di antara keduanya terasa tidak ada sedikitpun rahasia. "Rama, aku sedih banget.." ujarnya dengan mata yang berkaca-kaca berlari kehadapan Rama dengan terus menyeka air mata yang jatuh ke pipinya. "Kenapa? Anak Pramuka gak boleh cengeng" tuturnya lembut dengan tangan yang sigap mengusap air mata Deramu.