Berawal dari mimpi, berujung kenyataan yang pahit.
Aqilla Kayna Mahira. gadis yang pernah memimpikan teman-temannya tenggelam saat melakukan perjalanan menuju resort, tempat dimana mereka akan melakukan kegiatan sekolah, dibawah program OSIS
Awalnya, ia hanya menganggap mimpinya itu hal yang biasa, karna baginya mimpi itu hanya buah tidur, namun mimpi itu malah membuatnya takut, takut hal itu terjadi.
"kalau cek keadaan resortnya, bulan depan bisa gak co?" tanya aqilla pada marco.
perasaan takut mendominasi dirinya.
" kalau gak mau ikut bilang aja, gak ada lo juga tetap lancar acaranya," ketus Marco.
" gak bisa la, acaranya kan bulan ini. gak lucu dong kalau cek nya bulan depan" jawab Tiara santai.
>>>>
"kenapa malah kejadian sih, kenapa mimpinya jadi nyata. kalau waktu itu gue larang kalian, mungkin, sekarang kalian baik baik aja," ucapnya sendu.
Dermaga ini adalah saksi bisu dari senyum palsu itu, pamit yang mereka beri ternyata untuk selamanya bukan untuk sementara. selamat berlabuh teman, sampai jumpa di dermaga terakhir...
KITA SELESAI..
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan