PROMISS
  • Reads 47
  • Votes 15
  • Parts 6
  • Reads 47
  • Votes 15
  • Parts 6
Ongoing, First published Jan 17, 2024
"Bisakah kita seperti itu? bersama tertawa riang kembali, mewujudkan janji yang telah kita cipta,"

"Aku tak berharap seperti itu, maaf,"timpalnya. Nyatanya memang tujuan kita berbeda, aku tak bisa memaksanya 'tuk menjadi milikku. Namun, mengapa tidak? rela berkorban deminya hanya karena alasan bodoh.
All Rights Reserved
Sign up to add PROMISS to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
CILEUNCANG (END) cover
MISTERI LORONG SEKOLAH [PROSES REVISI] cover
Jin Nasab (Warisan sang leluhur) cover
Balas Dendam Nyi Ulandari cover
WULAN SEASON 2 : SUMUR PATI [Pageblug Di Desa Kedhung Jati 2] cover
Stadiun Berdarah cover
DISUKAI JIN PELINDUNG ANAK ASUH cover
SURAU [SUDAH TERBIT] cover
BALLERINA BERDARAH cover
TERSESAT (Wangxian/Yizhan) cover

CILEUNCANG (END)

97 parts Complete

Sebuah cerita adaptasi yang pernah dituturkan langsung oleh Juru Kunci terakhir 7 Bangsa Gaib Tatar Sunda, menguak tabir antar dimensi yang kini hanya menjadi mitos belaka. Rangga, yang hanya pemuda biasa; terjebak dalam situasi pelik antara khazanah mitologi dan keyakinan religi yang dianutnya. Niatannya yang hanya sebatas ingin melindungi kekasih hatinya, Silvi, menyeretnya dalam konflik perseteruan yang kompleks antara kubu bangsa gaib Parewangan, Bunian, Wiati, Upari, dan Kamusa, dengan kubu bangsa gaib Ipri, Bancala, Danawa, dan Ririwa. Beberapa tokoh gaib yang ada di dalamnya juga, hingga kini masih mendiami beberapa wilayah yang dianggap sakral di Jawa Barat. Kisah yang dipastikan musykil oleh generasi sekarang ini menyuguhkan konflik bertentangan yang harus dilandasi pondasi religi yang kuat agar dapat berselaras dengan nilai-nilai kearifan samar yang ada pada dimensi mitologi. Terakhir, pencerita berucap, "Selamat datang di gerbang lintas dimensi; semoga keselamatan senantiasa menaungi penjelajahan kalian! Salam Guyub Rahayu Jembar Waluya, Rumingkang di Murbeng Alam..."