... One day, I will stop falling in love with you
Some day, someone will like me like I like you"
seorang pernah berkata 'jangan pernah menyimpan seseorang dan kenangannya dalam sebuah lagu'. Tanpa perempuan itu sadari ia sudah melakukan hal yang dilarang. Lagu itu terus berputar tanpa henti, tanpa bisa dihentikan. Ia terus memutarnya agar rindu sedikit berkurang, nyatanya tidak.
Perempuan itu duduk dikursi yang biasanya kekasihnya duduki setiap pagi. Teh hangat yang setiap pagi dihidangkan bersamaan dengan lagu ini berputar, mungkin dahulu menurut kekasihnya, perempuan tersebut akan sedikit tertampar ketika mendengarkan lagu ini. Nyatanya memang benar, tapi bukan perasaan itu lagi yang hinggap, untuk saat ini penyesalan lebih mendominasi perasaan perempuan itu.
Bulir-bulir hujan mulai membasahi jendela rumah kita-ah ralat, bukan rumah kita lagi, pikirnya sekali lagi. Biasanya diawali dengan gerimis, tapi hari ini ia turun tanpa ada aba-aba layaknya seirama dengan suasana hatinya hari ini.
Dahulu perempuan itu pernah mengatakan, "bukan ini yang aku inginkan, bukan laki-laki ini."
kalau waktu bisa berputar kembali, ia akan berteriak kepada dirinya yang dulu, "tidak, aku harus bersama laki laki yang ini." ucapnya untuk kesekian kalinya.
🦢 Original story by imrisca, 2024
Seperti lautan malam, aura gelap dan perasaan dingin dari sosok Joshua Maximus membuat Sadriana enggan berhadapan dengan pria itu.
Sudah cukup masa lalu singkat yang membuat Sadriana pernah mendapatkan serangan ancaman dari Joshua karena nyaris menyakiti adik tercintanya yang bernama Sherly.
Sherly adalah sahabat Sadriana. Tapi karena depresi semasa SMA, Sadriana pernah nyaris memprovokasi Sherly untuk bunuh diri. Padahal niat hati Sadriana yaitu memanipulasi kalimat agar Sherly mengurungkan niatnya. Kesalahpahaman ini menyakiti mereka semua.
Joshua adalah tipe kakak yang protektif setelah kematian tragis orang tuanya. Sehingga Sherly menjadi satu-satunya keluarga yang harus dia jaga.
Tiba empat tahun kemudian, Sadriana bertemu dengan Joshua kembali di acara ulang tahun Sherly. Belum apa-apa mental Sadriana sudah diinjak-injak oleh tatapan yang terus mengintainya.
Masuk ke dalam jebakan dengan udara yang sama. Ternyata naluri Sadriana masih begitu membenci sekaligus menyesakkan dadanya.
Sebaiknya dia tidak berdekatan dengan sosok itu. Tentu demi kebaikannya.