Mereka bilang hidup ku membosankan, aku mengakui nya. Aku hidup hanya untuk tidur, belajar, dan makan. Namun semuanya berubah semenjak aku bertemu dengan seorang lelaki tampan yang selalu menarik atensi ku di setiap saat. Lelaki itu membuatku merasakan gejolak di hati yang sebelumnya tak pernah aku rasakan. Namun sayang seribu sayang, baginya aku hanyalah polusi yang mengganggu. Sehingga aku harus berjuang ekstra untuk mendapatkan hatinya. Perjuangan ku itu tentunya memiliki dua dampak. Di satu sisi, aku dapat merasakan bagian lain dari kehidupan yaitu saat-saat menyenangkan ketika dadaku berdebar karena cinta, tetapi di sisi lain pelajaran sekolah ku jadi terlantar sehingga membuat nilai ku anjlok. Saat aku terpuruk karena nilai, akankah aku menentukan pilihan antara lelaki itu atau nilai-nilai beserta kehidupan awal ku sebelum bertemu dengannya?